REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi masih melakukan penyelidikan isu KTP ganda yang menyebar di media sosial saat ini. Penyelidikan tersebut akan dilakukan melalui medsos, seperti Facebook, Twitter dan lain-lain.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, soal hoax tidaknya kabar tentang adanya KTP Ganda di media sosial, pihaknya masih perlu melakukan penyelidikan untuk memastikan kebenaran informasi tersebut. "Hoax tidaknya kita tetap melakukan penyelidikan. Itu dimulai dari medsos, seperti Facebook," ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (8/2).
Ia melanjutkan, pihaknya juga akan memeriksa apakah ada unsur pidana dalam kasus tersebut dan akan memeriksa asal muas KTP Ganda itu. "Kita cari apakah ada unsur pidana atau tidak. Kita cari palsunya apa dulu. Kita cari unggahnya dimana. Kalau di medsos kita cari," kata Mantan Kabid Humas Polda Jawa Timur tersebut.
Sebelumnya, Mantan Staf Khusus Presiden Keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Andi Arief sempat memaparkan sejumlah temuan terkait KTP palsu yang dikirim dari Kamboja ke Indonesia. Andi Arief mulai membuka seluruh temuan tersebut melalui akun Twitter-nya @andiariefaa pada 5 Februari 2017, lalu.
"Saya dulu komisaris PT Post. Kawan saya banyak. Mereka menunjukkan bukti kiriman FedEX dari Kamboja isinya KTP/NPWP palsu. Segera selidiki," tulisnya.
Tidak main-main, Andi Arief kembali berkicau terkait persoalan yang sama pada pada Senin (6/2). "Menurut Pegawai Fedex, kiriman KTP dari Kamboja ditangkap petugas bea cukai Jumat dini hari lalu, tujuan pengiriman juga jelas. KTP #banyak yang beredar di media itu hasil tangkapan kiriman melalui FedEx berasal dari Kamboja, tujuan pengiriman warga di Jakut," tulisnya lagi.
"Kalau Depdagri, Bawaslu, KPU tidak menindaklanjuti KTP #banyak ini, tugas rakyat dalam pilkada nanti awasi penggunaan E KTP etnis tertentu," kicaunya lagi, masih pada tanggal yang sama.
Tidak puas membongkar temuannya tersebut, Andi Arief kembali berkicau pada Selasa (7/2), kemarin. "Saya perjelas, ini bukti pengiriman melalui FedEx KTP #banyak berasal dari Kamboja, tujuan jakarta. Saya menyarankan Depdagri, KPU dan Bawaslu segera temui pihak Fedex dan bea cukai bandra. Gampang lakukan penyelidikan," ungkapnya.