Rabu 08 Feb 2017 09:14 WIB

Pembangunan Tol Trans Sumatra Ruas Lampung Terus Dikebut

Suasana pengerjaan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Bakauhuni-Terbanggi Besar di Desa Sabah Balau Lampung Selatan, Lampung
Foto: Antara/Tommy Saputra
Suasana pengerjaan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Bakauhuni-Terbanggi Besar di Desa Sabah Balau Lampung Selatan, Lampung

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Bakauheni, Lampung Selatan hingga Pematang Panggang Mesuji terus dikebut. Hal ini untuk mengejar sebelum pelaksanaan Asian Games 2018 berlangsung.

"Untuk menwujudkan percepatan pembangunan jalan itu, kami meminta semua pihak membantu sehingga target pembangunan jalan tol sebelum pelaksanaan Asian Games 2018 terwujud," kata Ketua Tim Percepatan Jalan Tol, Adeham, di Bandarlampung, Selasa (8/2).

Pihaknya saat ini fokus untuk dapat menyelesaikan target pembebasan lahan untuk pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) pada pertengahan Maret 2017. Ia mengatakan Pemprov Lampung terus melakukan pendekatan dan koordinasi kepada semua pihak termasuk perusahaan dan masyarakat yang memiliki tanah yang dilintasi jalan tol.

"Di sini kita meminta kepada perusahaan yang memiliki lahan untuk pembangunan jalan tol supaya cepat membantu. Artinya jangan menunggu betul-betul proses itu berlangsung secara aturan. Tujuan kita bagaimana percepatan pembangunan jalan tol itu diwujudkan," ujarnya.

Ia menjelaskan, perusahaan yang lahannya digunakan untuk pembangunan jalan tol itu memang cukup luas, sehingga perlu waktu untuk pembebasannya. Adeham yang juga Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan itu mengatakan untuk masyarakat tergantung pemerintah daerah untuk melakukan pendekatan.

Terkait Intruksi Presiden Nomor 1 dan 3 tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, lanjutnya, merupakan langkah tepat guna percepatan pembangunan infastruktur seperti jalan tol.

Inpres itu menurutnya pemerintah atau kontraktor dapat mempercepat pembangunan proyek strategis seperti pembangunan jalan tol meski lahan yang digunakan belum ada penilaian dari tim apraisal.

"Inpres No 1 dan 3 itu adalah soal percepatan pembangunan proyek strategis. Namun demikian mempercepat tapi tidak menyalahi aturan. Contoh belum ada penilaian, masuk alat berat untuk operasi dulu supaya cepat. Kalau nunggu penilaian maka akan memakan waktu yang lama," katanya.

Di sisi lain, lanjutnya, salah satu kontraktor pembangunan jalan tol PT Waskita Karya menyatakan kesiapan semua untuk percepatan pembangunan jalan tol termasuk biaya ganti rugi dan lainnya.

"Dana operasional untuk proyek juga siap. Nah kalau ini prosesnya lama, nantinya mereka (PT Waskita) akan rugi. Alat sudah banyak di lapangan tak difungsikan karena itu mereka minta percepatan pembebasan lahnnya," ujar Adeham.

Jalan tol Trans Sumatera tahap pertama ruas Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 140,41 Kilometer yang sedang dalam tahap pembangunan dan rutenya dimulai dari Pelabuhan Bakauheni (Lampung Selatan) hingga Terbanggi Besar (Lampung Tengah).

Pembangunan jalan tol tahap kedua ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang sekitar 100 km, tengah dilakukan pengerjaan dan pembebasan lahan. Pembangunan jalan tol itu merupakan jaringan dari Jalan Trans-Sumatera. Peletakan batu pertama pembangunan jalan tol ini dilakukan pada 30 April 2015 oleh Presiden Joko Widodo.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement