REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya berencana mengoperasikan rumah sakit apung di kawasan Indonesia timur. Pembuatan kapal untuk rumah sakit terapung tersebut tengah memasuki tahap badan kapal.
Ketua IKA-FK Unair, Pudjo Hartono, mengatakan, RS Terapung FK Unair tersebut akan memanfaatkan kapal kayu model Pinisi. Saat ini, kapal tersebut maish dalam proses pengerjaan di Makassar. Pemilihan kapal jenis ini dikarenakan memiliki nilai historis dibandingkan kapal pada umumnya.
“Body-nya hampir selesai, tinggal mesin dan peralatan medis,” ujar dokter spesialis kandungan dan kebidanan sub-spesialis onkologi tersebut saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (7/2).
Pudjo menjelaskan, pembangunan rumah sakit apung ini untuk melayani masyarakat kepulauan yang belum terlayani kesehatannya dengan baik. Kapal ini direncakan beroperasi di wilayah Indonesia bagian timur. Selain itu, kapal tersebut juga direncakan tidak hanya membawa tim medis, melainkan juga para pakar-pakar di bidang lain di Unair.
“Kami mungkin juga akan membawa stakeholder lain misalnya pakar pendidikan, pakar ekonomi, maupun pakar hukum yang akan memberikan pendidikan di sana,” imbuh Pudjo.
Kapal berukuran panjang 27 meter dan lebar 7 meter ini awalnya direncanakan beroperasi pada Februari 2017. Namun, pengerjaan yang belum selesai menjadikan rencana pengoperasian kapal tertunda.
Menurut Pudjo, pembangunan kapal beserta peralatannya diperkirakan membutuhkan dana sekitar Rp 2 miliar. Saat ini, dana yang terkumpul dari IKA Unair baru sekitar Rp 500 juta. Kekurangan dana tersebut akan dicarikan melalui kerja sama dengan instansi maupun donatur masyarakat secara umum.
“Target kami rumah sakit apung ini bisa beroperasi secepatnya. Kami membentuk Yayasan Ksatria Medika Airlangga, jadi para donatur yang akan menyumbang bisa berhubungan dengan yayasan ini,” ucap Pudjo.
Nantinya, di dalam kapal tersebut juga terdapat ruang operasi. Namun, tim medis tidak akan mengandalkan ruang operasi di kapal sebagai satu-satunya media. Kapal akan sandar di wilayah yang terisolasi kemudian memanfaatkan puskesmas di lokasi tersebut sebagai tempat darurat. Tim medis juga melakukan sosialisasi kesehatan meliputi preventif, promotif, dan kuratif.
IKA-FK Unair juga bekerja sama dengan salah satu provider telekomunikasi, Telkomsel, yang sudah memiliki jaringan di wilayah pelosok Indonesia. Nantinya, Rumah Sakit Terapung akan memanfaatkan jaringan tersebut untuk mengetahui kebutuhan masyarakat di wilayah yang akan dituju.