Senin 06 Feb 2017 18:31 WIB

Teten Minta SBY tak Perlu Khawatir

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki mengimbau mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar tak khawatir terkait pengamanan dan keamanan di kediaman pribadinya. Ia menegaskan, mantan Presiden memiliki hak untuk mendapatkan pengamanan dari pemerintah.

"Ya saya kira kalau mantan Presiden kan memiliki hak untuk mendapatkan pengamanan. Sampai sekarang juga mantan-mantan Presiden itu dapat pengamanan dari pemerintah," kata Teten di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (6/2).

Selain itu, mantan Presiden juga masih memiliki pengawal sendiri. Karena itu, ia meminta agar ketua umum Partai Demokrat tersebut tak mengkhawatirkan masalah pengamanan yang merupakan kewajiban negara untuk memberikan perlindungan.

"Iya enggak usah dikhawatirkan. Itu kewajiban negara melindungi mantan presiden. Mantan Presiden kan masih ada pengawal, ajudan," ucapnya.

Terkait cuitan SBY melalui akun resmi twitter-nya yang meminta langsung keadilan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), Teten menilai hal tersebut seharusnya tak perlu disampaikan.

"Menurut saya sih kan tidak perlu ya. Enggak perlu," ucapnya.

Sebelumnya, Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertanya kepada Presiden Joko Widodo dan Kapolri Jenderal Tito Karnivian tentang haknya tinggal di Indonesia dan hak asasi yang ia miliki.

"Saya bertanya kepada Bapak Presiden & Kapolri, apakah saya tidak memiliki hak untuk tinggal di negeri sendiri, dengan hak asasi yang saya miliki? *SBY*," tulis SBY di akun Twitter-nya, Senin (6/2).

SBY mengaku mendengar adanya provokasi dan agitasi terhadap mahasiswa di Kompleks Pramuka Cibubur. "Kemarin yang saya dengar, di Kompleks Pramuka Cibubur ada provokasi & agitasi terhadap mahasiswa untuk "Tangkap SBY".  *SBY*."

Hari ini, SBY mengatakan, rumahnya di Kuningan, Jakarta didemo oleh sejumlah orang. "Saudara-saudaraku yang mencintai hukum & keadilan, saat ini rumah saya di Kuningan "digrudug" ratusan orang. Mereka berteriak-teriak. *SBY*," tulis SBY.

SBY menjelaskan, aturan tidak memperbolehkan adanya unjuk rasa di rumah pribadi. "Kecuali negara sudah berubah, Undang-Undang tak bolehkan unjuk rasa di rumah pribadi. Polisi juga tidak memberitahu saya. *SBY*," tulis SBY.

Karena itu, SBY pun meminta keadilan untuknya. "Saya hanya meminta keadilan. Soal keselamatan jiwa saya, sepenuhnya saya serahkan kepada Allah SWT. *SBY*," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement