Senin 06 Feb 2017 15:48 WIB

PKB: Meninggalkan Ulama Tindakan Keliru dan Ahistoris

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Ilham
Sekjen DPP PKB Abdul Kadir Karding.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Sekjen DPP PKB Abdul Kadir Karding.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Kadir Karding mengingatkan pentingnya posisi ulama bagi umara. Karenanya, tindakan menegasikan ulama merupakan tindakan yang tidak tepat.

"Di negeri Indonesia yang religius ini, meninggalkan atau menegasikan ulama adalah tindakan yang keliru dan ahistoris," kata Karding kepada Republika.co.id, Senin (6/2).

Justru, kata Karding, tugas kita semua melahirkan ulama-ulama yang religius, sekaligus memiliki nilai-nilai nasionalis. Ia berpendapat, jika itu terlaksana baik, Indonesia sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia akan senantiasa bisa terjaga.

Ia menerangkan, hubungan pemerintah sebagai umara dan ulama memang sudah seharusnya baik. Maka itu, segala upaya yang dilakukan dalam rangka membangun hubungan sinergis ulama dan umara, termasuk yang berasal dari Polri, merupakan tindakan positif. "Dengan demikian, Indonesia sebagai NKRI akan terjaga," kata Karding.

Hubungan Polri dengan ulama yang tengah panas semakin dipanaskan dengan pendataan ulama yang dilakukan Polda Jawa Timur. Namun, belakangan, Polri dibantu Majelis Ulama Indonesia mengklarifikasi jika itu bertujuan untuk silaturahim.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement