Jumat 03 Feb 2017 07:41 WIB

Kulon Progo Vaksin Hewan Ternak di Kawasan Terkena Antraks

Lokasi antraks di kulonprogo.
Foto: Republika/Neni Ridarineni
Lokasi antraks di kulonprogo.

REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai melakukan vaksinasi terhadap hewan ternak di kawasan yang terkena penyebaran virus antraks. Kawasan yang dimaksud adalah di Desa Purwosari sejak Senin (30/1) dan rencananya akan berlanjut hingga tiga bulan ke depan.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulon Progo Bambang Tri Budi di Kulon Progo, Jumat (3/2) mengatakan dusun-dusun yang dilakukan vaksinasi di Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, adalah Ngaglik, Penggung, Ngroto dan Dusun Wonosari, serta kawasan di radius wilayah itu.

"Sampai saat ini, kondisi lokasi antraks sudah bagus dan tidak ditemukan kembali adanya hewan ternak mati. Meski demikian, sesuai standar operasional pelaksanaan, petugas terus melakukan vaksinasi di kawasan radius," kata Bambang.

Ia mengatakan vaksin akan dilakukan dua kali dalam satu tahun. Hal ini untuk memastikan bahwa wilayah tersebut sudah bebas antraks. Selain itu, Bambang mengatakan petugas harus bekerja keras dan berjalan kaki menuju lokasi ternak milik warga. Medan di Desa Purwosari sangat terjal dan jauh dari jalan. Bahkan, ada salah satu petugas dokter hewan yang tertimpa kayu kandang milik warga saat melaksanakan tugas.

"Kami sampai tidak tega melihat petugas di lapangan yang bekerja keras. Kami mengharap masyarakat membatu petugas yang melakukan vaksinasi," katanya.

Sebelumnya, Sekda Kulon Progo Astungkara mengatakan pemkab mendapat bantuan vaksin sebanyak 17.600 dosis dari Kementerian Pertanian untuk mengatasi antraks di Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo. "Kami memperkirakan kebutuhan vaksin 17.500 dosis, tapi mendapat kiriman 17.600 dosis. Kami belum mengetahui, apakah vaksin tersebut masih kurang atau tidak," kata Astungkara.

Selain itu, ia mengatakan dirinya meminta Dinas Pertanian dan Peternakan (DPP) melalukan investigasi masuknya virus antraks ke Girimulyo. Sejauh ini, desa itu tidak pernah ditemukan kasus antraks. "Kami minta tim menginvestagasi Ngatijo, pemilik sapi yang sapinya terkena antrak. Sapi tersebut didapat dari mana? Ini perlu diinvestigasi supaya antraks tidak meluas," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement