Kamis 02 Feb 2017 19:22 WIB

Nur Jannah Menangis Memeluk Sandi di Tepi Sungai Ciliwung

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Esthi Maharani
Cawagub DKI, Sandiaga Uno saat berorasi dalam kampanye akbar di lapangan Arcici, Jakarta Pusat, Ahad (29/1).
Foto: Dokumen Anies-Sandi Media Center
Cawagub DKI, Sandiaga Uno saat berorasi dalam kampanye akbar di lapangan Arcici, Jakarta Pusat, Ahad (29/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nur Jannah menangis memeluk Sandiaga Uno. Ia mencurahkan isi hatinya ke Sandi di rumahnya di Jalan Muara RT04 RW03 Kelurahan Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Senin (30/1) lalu, putri bungsunya, Zakira Talita Zahra (3 tahun) terseret arus di Kali Ciliwung dan ditemukan meninggal tiga hari kemudian.

"Anak saya, Pak," katanya dengan mata sembab, Kamis (2/2). Sandi tampak sedih dan memegang pundak Ibu Nur Jannah. Di rumahnya yang berada persis di bibir Kali Ciliwung, Nur tak henti-hentinya menangis di depan cawagub DKI nomor urut tiga tersebut. Tak banyak yang keluar dari bibir Nur selain suara tangisnya.

Nur Jannah dan beberapa kerabatnya sempat mengajak Sandi ke lokasi hilangnya Zakira. Harus melewati turunan curam untuk sampai ke sana. Dari rumah Nur, ada jalanan setapak dengan bambu-bambu yang ditancapkan untuk pegangan. Tanah yang licin menambah kewaspadaan saat menuju titik hilangnya Zakira.

Di sana, Nur kembali menangis. Ia menunjukkan dan ingin menceritakan saat detik-detik terakhir sebelum Zakira hilang. Namun, suaranya tercekat. "Tolongin kami, Pak." Hanya itu yang keluar dari mulut perempuan yang ditinggal suaminya setahun lalu karena sakit itu.

Sandiaga terus memeluk Ibu Nur. Ia menyatakan ikut berbela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya Zakira. Sandi mengaku tak bisa lupa dengam bocah tiga tahun itu saat sosialisasi visinya yang ingin meningkatkan ekonomi masyarakat kecil melalui UMKM yang digagasnya. Sosialisasi itu dilakukan pada bulan April 2016 saat Sandi masih belum menjadi kandidat resmi di Pilkada DKI.

Sandi mengunggah fotonya dengan Nur Jannah yang sedang memangku Zakira. "Tolong ini jangan dikait-kaitkan dengan kampanye, saya tidak kampanye di sini. Saya mengucapkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada Bu Nur Jannah atas kepergian putrinya, insya Allah sekarang sudah ada di surga Allah," ujar Sandi yang mengenakan peci hitam.

Sandi mengatakan, semua orang tak ingin hidup di bibir sungai seperti Nur Jannah. Tapi, karena keterbatasan yang memaksa mereka harus tinggal di sana. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jakarta, kata dia, adalah keharusan dan kewajiban pemimpin DKI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement