Rabu 01 Feb 2017 18:08 WIB

Keberadaan Satwa Terancam Akibat Pembalakan Liar

Dua ekor harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) bercengkerama di Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (TMSBK) Bukittinggi, Sumbar.
Foto: Antara
Dua ekor harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) bercengkerama di Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (TMSBK) Bukittinggi, Sumbar.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menyatakan keberadaan satwa terus terancam akibat aktivitas pembalakan liar dan perambahan hutan.

"Pembalakan liar ini menyebabkan kerugian yang sangat besar. Selain kerugian kehilangan kayu, juga kerusakan ekosistem dan terancamnya keberadaan satwa," kata Kepala Bidang Wilayah I BBKSDA Riau, Mulyo Utomo di Pekanbaru, Rabu (1/2).

Mulyo mengatakan beberapa waktu lalu pihaknya menerima laporan keluarnya induk harimau serta anak-anaknya dari kawasan hutan. Harimau tersebut memasuki kawasan Pekan Heran, Kabupaten Indragiri Hulu.

Hal itu, katanya, bisa menjadi salah satu indikasi adanya pembalakan dan perambahan hutan. Mulyo mengatakan hal tersebut saat menyinggung temuan aktivitas pembalakan liar di kawasan Swaka Margastwa Kerumutan. Kawasan konservasi yang membentang 120.000 hektare di wilayah Pelalawan dan Indragiri Hulu itu kini terancam rusak akibat masifnya aktivitas ilegalloging.

Terakhir, BBKSDA Riau menemukan tiga titik pembalakan liar di kawasan tersebut. Hasilnya seorang pelaku berhasil diciduk dari puluhan yang terindikasi terlibat. Sementara 100 meter kubik kayu Meranti diamankan. Dia khawatir, rusaknya habitat asli satwa dilindungi itu akan berdampak luas termasuk mengganggu masyarakat.

Berdasarkan catatan Antara, hewan-hewan dilindungi yang masuk ke pemukiman masyarakat di Riau beberapa kali terjadi. Selain harimau, hewan yang kerap menggentayani penduduk itu adalah gajah dan beruang. Bahkan, kasus terakhir beruang sempat melukai penduduk di Kabupaten Rokan Hulu beberapa waktu lalu.

Pembalakan liar masih menjadi persoalan akut di Provinsi Riau. Terdapat tiga hutan konservasi yang kini terancam keberadaannya. Seperti SM Kerumutan, Taman Nasional Tesso Nilo dan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil.

Padahal pembalakan liar menjadi awal bencana kebakaran hutan dan lahan. Dari pembalakan liar, kemudian bersambung ke perambahan hutan hingga akhirnya pembakaran lahan. Itu yang terus berulang kali terjadi di Riau selama belasan tahun terakhir.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement