Selasa 31 Jan 2017 13:18 WIB

Doli: Setelah Sylviana, Giliran Anies dan Sandiaga Diutak-Atik

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Bilal Ramadhan
Politikus muda Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia.
Foto: pribadi
Politikus muda Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengatakan, proteksi penguasa terhadap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) semakin eskalatif dan merajalela. Setelah Polri yang secara terang-terangan melindungi Ahok, sekarang aparat dan kelompok yang lain pun mulai dikerahkan.

Tak hanya itu, kata dia, yang menjadi sasaran serangan pun juga melebar ke mana-mana. Dalam dimensi pemilihan kepala daerah (pilkada), karena elektabilitas para kompetitor Ahok semakin hari terus meningkat maka dicari-carilah kelemahan mereka.

"Isu pembangunan masjid dan dana hibah pun direkayasa buat Sylviana Murni. Bahkan saking membabi butanya, dana hibah pun tersebut dana bansos pada awal pemanggilannya. Beberapa hari terakhir giliran Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang diutak-atik," ujarnya, Selasa (31/1).

Misalnya saja soal kekayaan Sandi dan 'kasus dadakan' Anies tiba-tiba ada yang melapor ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Doli menyebut pada dimensi politik makro, rezim ini mengambil langkah politik berlebihan.

Dengan teori 'musuh lawan adalah teman kita' maka Antasari pun diberi grasi dan dijadikan 'kuda catur' yang siap memakan lawan politik, terutama kelompok Cikeas. Dalam jangka pendek juga berguna melemahkan Agus Harimurti Yudhoyono di Pilkada DKI Jakarta.

"Jokowi sedang melanggengkan kebiasaan dendam antar-rezim yang mengaburkan makna rekonsiliasi antarelite yang sejak beberapa tahun lalu dicanangkan, dan itu sangatlah buruk bagi tatanan politik dan demokrasi ke depan," kata Doli.

Menurut dia, alih-alih tidak mengulangi sikap tidak bersahabatnya presiden Megawati Soekarnoputri terhadap presiden SBY, Jokowi malah mengemukakan sikap menyerang terhadap rezim sebelumnya.

"Itu semua dilakukan demi seorang Ahok. Dalam dimensi sosial, rezim ini sudah menjurus pada pembiasaan terjadinya pemecahbelahan antaranggota masyarakat," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement