Selasa 31 Jan 2017 10:56 WIB

Ini Tiga Isu Prioritas Pemkot Bandung pada 2017

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Ridwan Kamil
Foto: Antara
Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemkot Bandung tahun ini menekankan tiga isu strategis yang akan menjadi prioritas untuk kembali ditingkatkan pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Menurut Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, kepada jajaran Satuan Kepala Dinas (SKPD) dilingkungan Pemkot Bandung, ia kembali menekankan ketiga isu strategis tersebut.

"Tiga prioritas utama yang harus ditingkatkan di 2017 ini adalah pendidikan, kemiskinan, dan kemacetan," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil pada rapat Pembahasan IKU (Indikator Kinerja Utama atau KPI Key Performance Indikator) di Balai Kota Bandung, Senin (30/1).

Menurut Emil, kemiskinan dapat ditanggulangi pemerintah dengan cara mengetahui klasifikasi jenis kemiskinan. Di antaranya, di bawah garis kemiskinan, miskin dan rawan miskin.

"Target utama penanggulangan kemiskinan adalah yang berada di bawah garis kemiskinan, jadi kita harus bisa mengetahui warga yang berada di bawah garis kemiskinan," katanya.

Emil mengatakan, Program Kredit Melati yang sebelumnya diusung Pemerintah Kota Bandung harus kembali mempunyai target. Begitu juga, program warung bersubsidi serta program 'Family For Family' pun harus tersosialisasi kepada seluruh komponen masyarakat mampu.

"Kredit melati di 2017 ini, kita harus punya 30 ribu debitur," katanya.

Menurut Emil, target warung bersubsidi yang tidak terpenuhi di tahun lalu berupa warung bersubsidi persatu kecamatan ini harus ditingkatkan menjadi 2 warung per kecamatan. Selain itu, program family for family harus tersoliasikan.

Sedangkan untuk isu kemacetan, kata dia, dapat ditanggulangi dengan beberapa pembangunan infrastruktur jembatan layang, perbaikan jalan serta penegakan hukum bagi sejumlah pelanggaran yang mengakibatkan kemacetan.  

"Jadi jangan hanya perbaikan dan penambahan infrastruktur saja, parkir liar, PKL liar itu harus diterbitkan pula," katanya.

Terkait bidang pendidikan, Emil menilai perbaikan dalam  bidang tersebut terbilang masih dalam tahap aman. Jadi, belum harus dilakukan perubahan signifikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement