Senin 30 Jan 2017 19:50 WIB

Sylvi Dicecar 20 Pertanyaan Soal Pembangunan Masjid Alfauz

Rep: Mabruroh/ Red: Bilal Ramadhan
Cawagub DKI Jakarta Sylviana Murni menjawab pertanyaan wartawan usai memenuhi panggilan tim penyidik Bareskrim Polri ,Jakarta, Senin (30/1).
Foto: Republika/Prayogi
Cawagub DKI Jakarta Sylviana Murni menjawab pertanyaan wartawan usai memenuhi panggilan tim penyidik Bareskrim Polri ,Jakarta, Senin (30/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sylviana Murni dicecar 20 pertanyaan oleh penyidik Direktorat Tindak Pidana Korupsi (Dit Tipikor) Bareskrim Polri, pada Senin (30/1). Mantan wali kota Jakarat Pusat ini diperiksa terkait kasus dugaan korupsi pembangunan masjid Alfauz.

"Kami mengajukan sekitar 20an pertanyaan pada Sylvi," ujar Kasubdit I Dit Tipikor Bareskrim Polri Kombes Adi Deriyan di gedung Ombudsman, Jalan Rasuna Said, Jakarta, Senin (30/1).

Adi menjelaskan pemeriksaan perdana Sylvi ini bukan terkait pada pembangunan masjidnya, melainkan pada perencanaan anggaran yang dilakukan. Pihaknya ingin mengetahui bagaimana Sylvi yang menjabat sebagai wali kota periode 2008-2010 menganggarkan Rp 27 miliar dari anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) untuk membangun masjid di kompleks Walikota Jakarta Pusat. "Proses perencanaan anggaran, hanya sekitar itu saja," kata dia.

Selanjutnya kata dia, penyidik juga meminta keterangan terkait dokumen pelaksaaan anggaran (DPA) pembangunan masjid Alfauz. Sekitar 20 pertanyaan diajukan pada calon wakil gubernur DKI pasangan Agus Harimurti Yudhoyono ini.

Kemudian tambah Adi, penyidik akan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Terutama para ahli dan juga badan pemeriksa keuangan (BPK). "Kami akan koordinasi, karena ini konstruksi, kita akan koordinasi (dengan) ahli konstruksi, BPK, itu aja si kedepannya," jelas dia.

Saat ditanyakan, apakah akan segera dilakukan gelar perkara mengingat kasus ini telah naik sidik sejak beberapa minggu yang lalu. Adi mengaku tidak perlu tergesa-gesa dalam melakukan penyidikan kasus dugaan korupsi tersebut. "Nanti dululah, karena ini masalah konstruksi, kita harus lebih hati-hati," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement