Senin 30 Jan 2017 14:59 WIB

Roy Suryo Sebut Pemeriksaan Sylviana Murni Dipaksakan

Rep: Mabruroh/ Red: Bilal Ramadhan
 Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Sylviana Murni usai menjalani pemeriksaan tim penyidik Bareskrim Polri di Jakarta, Jumat (20/1).
Foto: Republika/Prayogi
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Sylviana Murni usai menjalani pemeriksaan tim penyidik Bareskrim Polri di Jakarta, Jumat (20/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo pertanyakan perihal pemanggilan Sylviana Murni dalam dugaan korupsi pembangunan masjid Alfauz. Dalam penilaiannya, penyidik terkesan memaksakan Sylvi terjerat dalam kasus korupsi pembangunan masjid di lingkungan Wali Kota Jakarta Pusat ini.

"Rakyat Indonesia yang cerdas sangat tahu dan bisa menduga ada apa di balik pemeriksaan-pemeriksaan yang dikesankan sangat dipaksakan ini," ujar Roy saat dihubungi di Jakarta, Senin (30/1).

Namun pasangan calon wakil gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono ini tetap menyambangi Dit Tipikor Bareskrim Polri pada Senin pagi tadi. Menurutnya ini bukti bahwa Sylvi merupakan warga negara yang baik dan taat hukum. "Ini bukti komitmen mpok Sylvi selaku WNI yang baik dan taat hukum," ujar Roy.

Kendati demikian, Sylvi yang datang menggunakan vazero 1149 TJH tidak mengeluarkan sepatah katapun saat tiba di gedung Ombudsman pada Senin pagi pukul 09.00 WIB. Sylvi memilih untuk berlindung dari sorotan kamera di balik tubuh besar para pengawalnya.

Dalam kasus ini, Sylvi yang menjabat sebagai Walikota Jakarat Pusat periode 2008-2010 dimintai keterangnya masih sebagai saksi. Pasalnya masjid yang dibangun dengan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) sebesar Rp 27 miliar dibangun di mana Sylvi masih menjabat sebagai wali kota.

Selanjutnya, pembangunan Masjid selesai dan diresmikan pada Januari 2011. Peresmian masjid Alfauz dilakukan di masa kepemimpinan Saefullah yang menjabat menggantikan Sylvi untuk periode 2010-2014.

Oleh karena itu, penyidik memanggil Saefullah juga untuk dimintai keterangan. Sayangnya, kasus yang naik sidik sejak dua minggu lalu ini masih belum menghasilkan siapa tersangkanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement