REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR Mahyudin mengatakan, petani yang ada di berbagai daerah harus dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Artinya, tidak hanya bekerja keras, tetapi juga mesti bisa merasakan kemakmuran yang diraih dari produksi pertanian yang mereka hasilkan.
"Petani kita harus sejahtera, maju, dan menjadi tuan rumah di negerinya sendiri," kata Mahyudin, Sabtu (28/1).
Mahyudin menyampaikan hal tersebut saat menghadiri pelantikan Dewan Pengurus Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Riau di Pekanbaru, 26 Januari. Untuk itu, Wakil Ketua MPR juga mengajak bekerja lebih keras untuk mengembalikan kejayaan petani Indonesia serta mewujudkan kedaulatan pangan di Tanah Air.
Dia mengingatkan, organisasi HKTI pada masa Orde Baru mengalami kejayaan dan Indonesia juga sempat diakui dunia karena bisa melakukan swasembada pangan beras. Namun sangat disayangkan pada saat ini, kata Mahyudin, Indonesia termasuk negara yang banyak mengimpor bahan pangan.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, pemberian kredit usaha rakyat (KUR) bagi petani harus ditingkatkan, terutama bagi para petani yang tidak mempunyai lahan. "Kita harus pikirkan supaya yang tidak punya lahan juga bisa dapat kredit. Hanya dengan itu, KUR untuk produksi pangan bisa naik," kata Darmin di Jakarta, Selasa (27/12).
Darmin mengatakan, selama ini penerima KUR terbesar justru pada sektor retail atau pedagang besar, bukan kepada petani miskin atau pengusaha kecil lainnya yang lebih membutuhkan. Sementara itu, Kementerian Perdagangan mengimbau importir produk hortikultura untuk menyerap produksi dalam negeri guna meningkatkan akses pasar bagi para petani di Indonesia.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di Jakarta, Rabu (11/1), mengatakan, imbauan kepada para importir untuk menyerap produk hortikultura lokal tersebut akan menjamin keberlangsungan hidup petani dalam negeri dan juga untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas produksi. Sedangkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang mengembangkan konversi Liquefied Petroleum Gas (elpiji) untuk petani di daerah.
"Elpiji untuk petani ini adalah program di mana ketika musim kering, petani membutuhkan pompa air untuk menyedot air ke sawah dan peranti energi yang dibutuhkan untuk mengalirkan air tersebut adalah dari inovasi para nelayan," kata Direktur Pembinaan Hilir Migas Kementerian ESDM Setyorini Tri Hutami di Jakarta, Selasa (17/1).