Sabtu 28 Jan 2017 03:34 WIB

Ustaz Shamsi Ali: Kondisi Politik di Indonesia dan Amerika Sedang Alami Ujian

Rep: Amri Amrullah/ Red: Reiny Dwinanda
Imam Shamsi Ali
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Imam Shamsi Ali

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai warga negara Indonesia yang tinggal di Amerika Serikat (AS), ustaz Shamsi Ali memandang Indonesia dan AS saat ini sedang menghadapi ujiannya masing-masing dalam bidang sosial-politik.

Ketika mengunjungi Indonesia pada pekan ini, ustaz Shamsi mendengar berbagai keluhan terkait kondisi sosial, politik, dan hukum yang merugikan umat Islam di Tanah Air. Imam di Islamic Center New York ini juga mendapatkan keluhan hal yang sama muslim di AS setelah terpilihnya Presiden Donald Trump. "Kedua bangsa besar ini, Indonesia dan AS, sedang menjalani ujian untuk naik kelas," kata ustaz Shamsi dalam pesan singkatnya kepada Republika.co.id, Sabtu (28/1). 

Ustaz Shamsi mengibaratkan di setiap akhir semester pasti ada ujian. Melalui ujian itulah seseorang atau sekelompok orang akan menaiki jenjang selanjutnya dalam perjalanan hidupnya. Di lain sisi, ia tidak mengingkari adanya kasus yang mengganggu kerukunan itu di sana-sini, baik di Indonesia maupun di AS. "Tapi. satu hal yang ingin saya sampaikan. Janganlah kasus-kasus itu dianggap sebagai wakil dari negara dan bangsa secara keseluruhan," ujarnya.

Menurut ustaz Shamsi, sekuat apapun kecenderungan intoleransi pada kelompok tertentu di sebuah bangsa, hal itu hendaknya dilihat sebagai kasus dan bukanlah representasi suatu bangsa. Tendensi generalisasi, kata dia, terkadang menjadikan penilaian masyarakat tidak adil, bahkan conderung menzalimi pihak yang dianggap berseberangan.  

"Betapa sering saya dengar, Muslim Indonesia tidak lagi toleran karena ada sekolompok kecil dari kalangan umat ini yang menyuarakan resistensi terhadap pembangunan gereja di sebuah tempat tertentu. Begitu juga sebaliknya tuduhan Amerika anti-Islam, yang tidak memberikan hak-hak beragama bagi komunitas Muslim," kata dia.

Berdasarkan pengamatan ustaz Shamsi, tuduhan tersebut biasanya muncul menyusul kasus-kasus yang terjadi di beberapa tempat, khususnya setelah Donald Trump terpilih menjadi presiden AS. Secara pribadi, ia mengakui adanya kekhawatiran. Namun, ia tetap ingin kedua bangsa besar ini tetap berdiri utuh menjaga kerukunan dan kedamaian dalam keragaman yang ada.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement