Sabtu 28 Jan 2017 02:56 WIB

Panglima TNI Tunggu Hasil Investigasi Pembelian Helikopter AW101

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Reiny Dwinanda
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo
Foto: dok.Istimewa
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, masih menunggu hasil tim investigasi terkait rencana pembelian helikopter Agusta Westland (AW) 101. Tim investigasi ini bertugas untuk menyelidiki rencana pembelian helikopter buatan Inggris dan Italia tersebut.

Menurut Gatot, dari hasil rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo, beberapa waktu lalu, rencana pembelian helikopter angkut itu memang tengah ditunda. Gatot pun menegaskan, pembelian tersebut bisa saja dibatalkan jika terbukti ada kesalahan dan ada indikasi pelanggaran undang-undang dalam pembelian helikopter tersebut.

''Investigasi masih berlangsung. Jika terbukti terdapat kesalahan maka bisa saja pembelian helikopter tersebut dibatalkan. Dalam perdagangan internasional, apabila melanggar undang-undang, itu bisa saja dibatalkan, walaupun sudah membayar uang muka,'' ujar Gatot dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (27/1).

Sebelumnya, TNI AU sempat disebut-sebut akan tetap membeli helikopter Agusta Westland (AW) 101. Padahal, pada Desember 2015, Presiden Joko Widodo sempat menolak pembelian helikopter AW101 untuk kepentingan VVIP. Menurut Kepala Staff Angkatan Udara (KSAU) saat itu, Marsekal TNI Agus Supriatna, yang ditolak oleh presiden pada saat itu adalah pembelian helikopter untuk VVIP, bukan untuk kepentingan pasukan dan SAR tempur. 

Agus menjelaskan pembelian helikopter AW101 untuk pasukan dan SAR tempur itu sudah sesuai dengan kajian dan kebutuhan TNI AU. Kabar pembelian helikopter itu pun kembali muncul pasca tersebarnya foto helikopter AW101 yang tengah melajukan tes awal penerbangan di Yeovil, Inggris, akhir Desember 2016 lalu. Dalam foto tersebut terlihat helikopter tersebut telah dicat dengan warna loreng TNI dan diberi lambang TNI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement