REPUBLIKA.CO.ID, PHILADELPHIA -- Perdana Menteri Inggris, Theresa May meminta Presiden AS Donald Trump untuk memperbarui hubungan spesial antara Inggris dan Amerika. Ini dilakukan untuk menghadapi dunia yang berubah.
May memberikan tanda-tanda membuat perubahan kebijakan luar negeri untuk membawa posisinya lebih sejalan dengan Trump. Ia mendesak agar Inggris dan AS dan para pemimpinnya bersatu untuk menghadapi tantangan baru.
Tantangan baru itu antara lain meningkatkan ekonomi di Asia. Orang-orang takut ini akan menimbulkan gerhana di barat. Selain itu tantangan meningkatkan ekstremisme dan naiknya kekuatan Rusia.
"Jadi negara kita bersama memiliki tanggung jawab untuk memimpin. Karena kalau yang lain maju sementara kita mundur maka akan buruk bagi Amerika, Inggris, dan dunia," ujar May, Kamis, (26/1).
Ini bukan berarti kembali ke kebijakan yang gagal pada tahun lalu. Hari-hari di mana Inggris dan AS berusaha mengintervensi kedaulatan negara-negara lain untuk membuat dunia seperti bayangan kita telah berakhir.
Gebrakan May yang menghentikan intervensi yang diluncurkan pada perang di Irak dan Afghanistan menggarisbawahi perubahan dalam politik global. Ia tak ingin mengintervensi negara lain lagi dan ini sejalan dengan kebijakan Trump yang lebih mengutamakan Amerika.