REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Museum Islam Jakarta diharapkan menjadi ikon baru Ibu Kota jika pendiriannya sudah selesai karena belum ada museum lain bertema sama di Indonesia.
"Diharapkan ini menjadi destinasi baru. Kalau di Jakarta Utara ada Museum Bahari dan Ancol. Satunya museum ini nanti jadi ikon baru di Jakarta," ujar Kepala Sosial Budaya Jakarya Islamic Center Haerullah, Kamis malam (26/1).
Apalagi Museum Louvre yang diajak bekerja sama untuk mendirikan museum itu, kata dia, mempunyai pengalaman bagus dengan tata ruang dan idenya tentu menarik. Meskipun museum tersebut belum dipastikan waktu penyelesaiannya, ia berharap nantinya akan menarik banyak pengunjung serta dapat bersinergi dengan masyarakat.
"Kerja sama dengan Louvre kan sudah dapat bekal nama, kami berharap bisa jadi pemicu bagi wisatawan asing atau domestik untuk mau membantu realisasi museum ini," kata dia.
Proses pendirian museum itu masih panjang karena terdapat sejumlah tahapan, salah satunya perencanaan biaya serta penerimaan sumbangan dari masyarakat, misalnya manuskrip atau jubah dari periode tertentu. Untuk 2017, pihaknya fokus membuat konten, narasi dan mengumpulkan benda-benda yang akan dipajang.
Rencananya, museum akan dilengkapi galeri untuk memfasilitasi koleksi dari museum lain yang bisa ditampilkan di Museum Islam Jakarta. "Kalau dari Louvre misalnya boleh dipinjamkan benda-benda dari periode Utsmani khalifah Turki atau Malmuk periodesasi Mesir," ujar Haerullah.
Bangunan untuk museum ada di lahan JIC yang luasnya 11,3 hektare dan berada di zona sosial budaya. Museum direncanakan berada di lantai dua dan tiga, berada di atas perpustakaan.