REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat meminta kesediaan perusahaan yang memanfaatkan air dari Sungai Citarum untuk membantu pemeliharaan Sungai Citarum. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat Annag Sudarna mengatakan pemprov meminta kesediaan terutama pada perusahaan pemanfaat air sungai. Seperti PLN, Indonesia Power, Perum Jasa Tirta II.
Anang menyebut bantuan ini bisa dilakukan perusahaan untuk mengalokasikan anggaran pemeliharaan sungai lewat dana operasional. Karena selama ini kontribusi terhadap pemeliharaan sungai hanya dalam sebagian bentuk dana corporate social responsibility (CSR).
"Sekarang kan mereka gratis memanfaatkan air. Tapi air ini mengalami penurunan kualitas. Tapi paling tidak kalau ada biaya operasi pemeliharaan yang dialihkan mengelola sampah supaya tidak masuk sana," kata Anang, Kamis (26/1).
Menurutnya dengan kontribusi lebih maka perusahaan bisa mengantisipasi kerugian akibat penurunan kualitas air akibat tercemarnya sungai. Pasalnya dalam rapat dipaparkan dari beberapa pelaku industri yang menyebutkan mesin mereka mengalami kerusakan karena air yang digunakan kotor.
Anang mengatakan biaya operasional yang bisa dikontribusikan tidak seberapa dibanding modal yang seharusnya dikeluarkan jika tidak menggunakan air sebagai pembangkit.
"Logikanya kalau harus membeli batu bara contoh Saguling kalau harus membangkitkan itu dengan batubara itu membutuhkan 7.500 ton kali 60 dolar AS per ton. Sehingga sebetulnya berapa besar uang yang harus dikeluarkan untuk membangkitkan turbin yang mereka miliki. Sekarang kan dengan air itu gratis kan," kata dia.
Ia mengatakan dana operasional yang dianggarkan bisa digunakan untuk pengelolaan sampah agar tidak masuk kesana. Serta kegiatan menanam pohon di kawasan hulu untuk menjaga kelestarian lingkungan DAS. Dana operasional pemeliharaan Sungai Citarum dikatakannya tidak seberapa dibanding triliunan rupiah yang didapatkan perusahaan setiap tahunnya.
"Sekarang berapa triliun yang dihasilkan dari pemanfaatan sungai Citarum itu. Ada CSR itupun belum banyak. Itupun tidak jelas kemana. Kita inginkan memberikan dampak positif kesitu (Citarum)," ujarnya.
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar pun mendorong komitmen perusahaan berkontribusi memelihara Sungai Citarum. Sejalan dengan gerakan Citarum Bestari. Deddy menyebutkan jika tidak ada pemeliharaan sungai maka bahan utama perusahaan yang memanfaatkan air akan terus mengalami penurunan kualitas. Akibatnya, kerugian akan diderita perusahaan seperti rusaknya mesin yang digunakan.
"Mereka yang langsung berkaitan dengan pemanfaatan. Kalau nggak dikontrol pengusaha yang memanfaatkan seoptimal mungkin tapi pemeliharaannya tidak berlangsung malah merugikan sendiri," katanya.