Rabu 25 Jan 2017 17:18 WIB

AS Puji Penanganan Terorisme di Indonesia

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Dwi Murdaningsih
Sikap penuh toleransi terhadap agama lain merupakan hal esensial dalam kehidupan.
Foto: dok Republika
Sikap penuh toleransi terhadap agama lain merupakan hal esensial dalam kehidupan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph R. Donovan melakukan pertemuan dengan Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla di Jakarta. Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 45 menit ini, keduanya membahas mengenai peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi antara Indonesia dan AS. Selain itu, AS ingin mengembangkan kerja sama yang baik di bidang terorisme.  

"Amerika memuji Indonesia yang selama ini cukup berhasil dalam menangani aksi terorisme," ujar Deputi bidang Kebijakan Publik Setwapres Dewi Fortuna Anwar di Jakarta, Rabu (25/1).

Dewi menambahkan, Jusuf Kalla menekankan bahwa terorisme muncul karena negara gagal dan terorisme harus ditangani secara holistik. Menurut Dewi belum ada langkah konkret kerja sama yang akan dilakukan dengan AS terkait terorisme ini. Dalam pertemuan tersebut, Jusuf Kalla lebih banyak menjelaskan bahwa Indonesia selama ini sudah cukup baik dalam bidang itu, dan Amerika Serikat ingin bekerja sama.

"Kita tahu dalam berkali-kali kesempatan Pak Wapres kan mengkritik intervensi militer asing yang menyebabkan negara gagal," kata Dewi.

Negara gagal bukan hanya dilihat dari tata kelola di dalam saja, tapi juga diperburuk oleh internvesi dari luar. Dewi mengatakan, posisi Indonesia yakni tidak menggunakan intervensi militer dalam penanganan terorisme.

Selain itu, Pemerintah Amerika Serikat (AS) juga menjamin bahwa tidak akan ada diskriminasi terhadap muslim, terutama mahasiswa Indonesia yang belajar di AS. Intoleransi di AS memang ada, namun mayoritas warga AS memiliki sikap toleransi. Bahkan, Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph R. Donovan mengharapkan semakin banyak warga negara Indonesia yang belajar di AS.

Penerimaan visa dari Indonesia ke AS cenderung tinggi dibandingkan dari negara lain. Karena orang Indonesia ketika apply visa untuk pergi ke AS sebagian besar kembali ke Indonesia, dan tidak ingin menjadi penetap di Negara Paman Sam tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement