REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, membantah jika dikatakan hanya menghadirkan angka-angka saat debat calon gubernur putaran pertama. Anies mengaku hanya memaparkan temuan data yang relevan.
Anies mencontohkan, ketika ia dan Sandiaga menerangkan 44 pos kewirausahaan (One Kecamatan One Center for Entrepreneurship/OK OCE) dan 200 ribu pengusaha baru. Kemudian terkait angka kemiskinan, pengangguran, dan pendididikan di Jakarta. Semuanya berbasis data yang valid.
"Semua itu data yang relevan kok, bukan sekadar data yang berderet," kata dia saat berbincang dengan wartawan di Jakarta Pusat, Rabu (25/1).
Cagub nomor tiga ini mengatakan, penjelasannya bukan cuma menderetkan data sebagai bentuk presentasi. Namun, penggunaan narasi untuk mempresentasikan data dan angka tersebut juga dilakukan. Hal itu tentunya akan mempermudah masyarakat dalam memahaminya.
Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan ini juga menilai, debat sebagai ajang kesempatan menyampaikan gagasan dan program kerja untuk dipahami masyarakat. "Saya berkepentingan orang ingat pesan yang saya presentasikan," ujarnya.
Mantan rektor Universitas Paramadina ini mengusulkan, agar setelah debat memiliki konten analisis untuk data yang disajikan para pasangan calon. "Adanya analisis data ini akan membuat penjelasan kita lebih fair (adil), mana yang meleset, mana yang tepat," ucapnya.