Rabu 25 Jan 2017 16:23 WIB

Ahok Ingin Kurangi Perselingkuhan di Jakarta

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Angga Indrawan
Perselingkuhan bisa saja terjadi bila pasangan tak
Foto: ist
Perselingkuhan bisa saja terjadi bila pasangan tak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernikahan di bawah tangan dan perselingkuhan turut menjadi penyumbang tertinggi angka perceraian di Jakarta. Gaya hidup metropolitan membuat hubungan pasangan suami-istri menjadi renggang dan berakhir perceraian.

Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) mengaku mempunyai strategi khusus mengurangi angka perselingkuhan di DKI Jakarta.

Menurut pejawat tersebut, salah satu penyebab munculnya perselingkuhan adalah jarak tempuh tempat bekerja dan rumah yang cukup jauh. Oleh karena itu, ia berencana membangun hunian apartemen yang dekat dengan stasiun kereta dan terminal bus guna memudahkan para pasangan suami istri yang bekerja cukup jauh, lebih cepat tiba dirumah.

"Apartemen Rp 300 juta saja. Enggak bayar tanah," ujar Ahok di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (25/1).

Rencana tersebut, sambung Ahok, membantahkan anggapan publik terhadap dirinya dan Djarot Saiful Hidayat yang hanya fokus pada pembangunan fisik.

Contoh lainnya, lanjut Ahok, ia bersama Djarot juga menyediakan tempat khusus untuk para lansia untuk membahagiakan dan memperpanjang umur para lansia karena disediakan fasilitas sangat baik agar memiliki gairah dan semangat hidup.

Jakarta, sebagai ibu kota yang padat penduduk, pada 2013 jumlah angka perceraian mencapai 8.837 kasus, kemudian pada 2014 sebanyak 9.731 perkara, naik pada 2015 menjadi 10.359, lalu hingga September 2016 angka perceraian di sana telah mencapai 3.071 kasus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement