Selasa 24 Jan 2017 23:41 WIB

Cuaca Hambat Basarnas Evakuasi Korban Hilang Gunung Perkison

Basarnas/ilustrasi
Foto: Antara
Basarnas/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KUTACANE -- Cuaca buruk dalam dua hari terakhir telah menghambat helikopter Badan SAR Nasional (Basarnas) mengevakuasi dua jenazah dan satu korban kritis di kaki Gunung Perkison.

Koordinator Pos SAR Kutacane Risky Hidayat di Kutacane, Aceh Tenggara, Selasa (24/1), mengatakan, cuaca hujan dan kabut tebal di wilayah pegunungan setempat menjadi kendala oleh tim melalui udara.

"Heli belum bisa bergerak karena cuaca saat ini belum memungkinkan. Di Aceh Tenggara, sudah dua hari turun hujan secara berturut-turut belum lagi dengan kabut," tuturnya.

Pada Senin (23/1), dilaporkan delapan orang warga tempatan telah menemukan tiga orang korban hilang di kawasan Gunung Perkison yang berprofesi sebagai pencari kayu gaharu.

Dua orang di antaranya telah meninggal dunia, yakni Munjir (33) asal Banda Aceh dan Sembiring (40) asal Medan, Sumatra Utara. Seorang korban kritis bernama Bentol (60), warga Desa Tenembak Alas, Kecamatan Deleng Pokhisen, Aceh Tenggara.

Ketiga orang itu merupakan bagian dari total enam orang berangkat mencari kayu gaharu atau bagi warga setempat dikenal dengan sebutan kayu alim di Gunung Perkison, berjarak 30 kilometer dari Kutacane pada Senin, 5 Desember 2016. 

Setelah menempuh perjalanan selama 21 hari dalam mencari gaharu, mereka dilaporkan tersesat di tengah hutan belantara dengan kondisi bahan logistik yang dibawa semakin menipis.

"Tim SAR yang kita berangkatkan kemarin belum temukan lokasi ketiga korban. Meski dilaporkan, korban empat warga setempat masih bertahan di sekitar tiga korban," tutur Risky. 

Tercatat pada Sabtu (14/1), pencarian terhadap tiga korban hilang dihentikan setelah melakukan upaya mencari selama 14 hari baik dari darat maupun udara dengan menggunakan Helikopter AW139 milik Basarnas.

Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI F Henry Bambang Soelistyo dan Gubernur Sumatra Utara Tengku Erry Nuradi, dua pekan lalu, menyepakati untuk menempatkan satu unit Helikopter AW139 di Lanud Soewondo, Medan.

Bambang berujar, helikopter tersebut bakal digunakan untuk melaksanakan kegiatan SAR, dan misi kemanusiaan lain pada enam provinsi di wilayah Sumatra Bagian Utara, yakni Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Jambi, Riau dan Kepulauan Riau.

Kecepatan dalam merespons dan efisiensi waktu operasional selama ini menjadi terkendala akibat minimnya helikopter Basarnas.

"Sewaktu di Aceh lalu, saya harus terbangkan dua heli dari Jakarta dan Surabaya. Perpindahan aja sudah memakan waktu lama, belum lagi untuk operasi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement