Selasa 24 Jan 2017 22:59 WIB

Rusia: Penarikan Pasukan AS dari Afghanistan Keputusan Buruk

Rep: Puti Almas/ Red: Angga Indrawan
Pasukan keamanan Afghanistan berada di penginapan Kandahar, Afghanistan setelah ledakan pada Rabu, 11 Januari 2016.
Foto: AP Photos/Allauddin Khan
Pasukan keamanan Afghanistan berada di penginapan Kandahar, Afghanistan setelah ledakan pada Rabu, 11 Januari 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa keputusan Amerika Serikat (AS) untuk menarik pasukan dari Afghanistan adalah sesuatu yang buruk. Pihaknya menilai jika hal itu benar dilakukan, maka konflik di negara itu hanya akan semakin mendalam.

Saat ini, Rusia belum mengadakan pembicaraan apapun terkait hal itu dengan Presiden AS Donald Trump. Namun, negara itu meyakini bahwa pemimpin baru Negeri Paman Sam tidak seharusnya mengambil sebuah keputusan yang salah.

"Sejauh yang kami tahu, Trump tidak memiliki niat untuk menarik pasukan dari Afghanistan karena secara logika ini sangat tepat," ujar pernyataan dari wakil khusus dari kepresidenan Rusia, Zamir Kabulov, Selasa (24/1).

Ia menjelaskan dengan penarikan pasukan AS, maka seluruh kekuatan untuk menjaga situasi di Afghanistan akan runtuh. Selama ini, Amerika memiliki banyak peran dalam perang yang berlangsung 14 tahun lamanya di negara itu.

Sebelumnya, mantan presiden AS Barack Obama sempat memiliki rencana menarik seluruh pasukan negaranya di Afghanistan. Namun, ia menghentikan hal itu dan mempertahankan ribuan personil militer di salah satu negara Timur Tengah itu, hingga masa akhir jabatannya berakhir secara resmi dengan pelantikan Trump pada Jumat (20/1) lalu.

Ia saat itu mengatakan kehadiran pasukan AS dalam jangka panjang di Afghanistan sangat penting untuk masa depan negara itu. Termasuk juga untuk keamanan nasional negaranya karena di sana selama ini dinilai menjadi basis utama Taliban. Kelompok itu masih memiliki kekuatan besar di Afghanistan. Taliban sempat meminta agar Trump menarik pasukan AS di negara mereka.

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement