REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Yogyakarta sepanjang 2016 kemarin cukup tinggi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, pada 2016, kasus demam berdarah di Kota Yogya tercatat sebanyak 1.076 kasus dengan 13 kasus meninggal dunia. Sementara data Januari 2017 hingga pekan ketiga tercatat sebanyak 53 kasus.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Fita Yulia Kisworini, jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan 2015 yang mencapai 945 kasus demam berdarah dengan 11 kasus kematian. "Kita tingkatkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk. Namun, sejak 2016 kita menggandeng UGM untuk menanam nyamuk aedes aegypti berwolbachia di beberapa wilayah," ujarnya, Selasa (24/1).
Nyamuk berwolbachia ini ditanam di tujuh kelurahan di dua kecamatan yaitu di Tegalrejo dan Wirobrajan. Nyamuk ini sengaja disebar untuk mengendalikan perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti penyebab DBD di Kota Yogyakarta. "Tahun ini kerja sama kita tingkatkan untuk wilayah lain," ujarnya.
Ini dilakukan karena 45 kelurahan di Kota Yogyakarta sudah menjadi endemis DBD. Sebelumnya ada satu kelurahan yang bebas kasus DBD tetapi tahun ini juga ditemukan kasus DBD di kelurahan tersebut yaitu Kelurahan Kotabaru. Dengan penanaman nyamuk berwolbachia ini, populasi nyamuk aides aigypti pembawa virus DBD akan terkendali pada 2018-2019 mendatang.
Penyebaran nyamuk wolbachia tersebut merupakan kerja sama Pemkot Yogya dengan Yayasan Tahija Indonesia serta Eliminate Dengue Project (EDP) Fakultas Kedokteran UGM. Tahun ini ada 35 kelurahan yang akan disasar sebagai lokasi penyebaran nyamuk wolbachia. Dengan begitu, maka hampir semua daerah sudah terjangkau nyamuk tersebut. "Kecuali di tiga kelurahan Kecamatan Kotagede sengaja tidak disebar karena untuk daerah pembanding," katanya.
Sementara itu peneliti utama EDP Yogya, Adi Untarini mengatakan, wolbachia merupakan bakteri yang diketahui dapat menekan replikasi virus dengue karena mampu berkompetisi dengan virus saat merebut makanan di sel tubuh nyamuk aedes aegypti. Dengan begitu, kata dia, nyamuk penyebab demam berdarah yang beredar di wilayah Kota Yogya sudah tidak lagi membawa virus dengue.
Sebelum dilakukan penyebaran nyamuk wolbachia, pihaknya akan melakukan kesepakatan bersama dengan seluruh elemen masyarakat di wilayah, khususnya lurah, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK), organisasi kemasyarakatan hingga perangkat RT/RW.
"Harapan kami, pelibatan warga ini mampu menjaga stabilitas di wilayahnya. Artinya, meski sudah ada nyamuk berwolbachia, namun pencegahan seperti menjaga kebersihan lingkungan harus tetap dijalankan," katanya.