Senin 23 Jan 2017 19:47 WIB

Kurang Kasih Sayang, Alami Gangguan Jiwa, Bocah Erik Dipasung Keluarganya

Penderita gangguan jiwa yang dipasung. (Ilustrasi)
Foto: Andi Nur Aminah/Republika
Penderita gangguan jiwa yang dipasung. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  KARAWANG -- Tim dokter dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mulai melakukan pemeriksaan terhadap Erik, seorang anak berusia delapan tahun yang dipasung selama tiga tahun oleh keluarganya. "Mulai hari ini, kita mengontrol kondisi kesehatan Erik. Paling tidak, akan dilakukan pengontrolan tiga bulan sekali," kata Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan setempat Sri Sugiharti, di Karawang, Senin.

Dari hasil pemeriksaan sementara, Erik yang sudah dipasung selama tiga tahun terakhir di rumahnya, Desa Pangulah Utara, Kecamatan Kotabaru, Karawang, diketahui menderita gangguan jiwa atau abnormal. Atas hal itu, perlu penanganan serius terhadap Erik. Tetapi sesuai keterangan dari pihak keluarga, proses penyembuhan Erik dilakukan secara spiritual di salah satu pesantren di Karawang yang terkenal bisa mengobati orang mengalami gangguan jiwa.

"Secara medis, Erik akan ditangani tim dokter. Kalau perawatannya akan ditangani pesantren," kata dia. Di pesantren, Erik ditangani dengan cara pengobatan terapi refleksi dan zikir serta ramuan tradisional.

Menurut Sri, pihaknya menyimpulkan kalau Erik menderita gangguan jiwa karena tidak mendapatkan kasih sayang ibu sejak balita. Orang tuanya bercerai dan Erik tinggal dengan ayahnya yang secara ekonomi masuk kategori ekonomi lemah.

"Selain itu faktor biologis juga menjadi pemicu sakit jiwa yang dialami Erik. Jadi banyak faktor yang memicu sesorang menderita gangguan jiwa," katanya.

Erik dipasung oleh keluarganya karena berkelakuan aneh dan tidak wajar. Anak berusia delapan tahun bernama Erik dipasung dengan cara diikat menggunakan rantai besi pada bagian tangan dan kakinya.

Pemasungan terhadap Erik itu dilakukan di rumahnya, Desa Pangulah Utara, Kecamatan Kotabaru. Orang tua Erik, Ahmad, mengaku, terpaksa memasung anaknya karena seringkali berkelakuan aneh dan tidak wajar. Anaknya juga dipasung karena sering merusak barang milik tetangga, bahkan sempat kabur dari rumah. "Kita tidak punya uang untuk membawa Erik ke rumah sakit jiwa," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement