REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Universitas Indonesia (UI), Maswadi Rauf mengharapkan pada debat kandidat pasangan calon gubernur (cagub) ke dua pekan ini, ada program konkret yang bisa dijabarkan. Evaluasi pada debat pertama sebelumnya, ia memandang masih ada pasangan cagub yang belum dipaparkan secara detail apa yang ia tawarkan.
"Debat kemarin masih terlalu umum, visi misi dan program selaian hal umum seharusnya menjelaskan hal yang konkret," ujarnya kepada Republika.co.id, Senin (23/1).
Seperti bagaimana solusi konkret atasi kemacetan, banjir, pendidikan, masalah keamanan, pemukiman kumuh hingga ketimpangan kemiskinan. Itu semua menurutnya membutuhkan solusi nyata, maka harus terlihat di masyarakat apakah program itu layak atau tidak bila dijalankan.
"Jadi kalau saya berharap pada debat ke dua nanti bisa lebih bersifat pendalaman program, apakah bisa diterapkan program itu atau tidak," kata dia.
Oleh karena itu, Guru Besar Ilmu Politik UI ini menilai porsi perdebatan harus lebih besar dari pada hanya memaparkan program. Agar setiap masing-masing calon atau panelis diberi kesempatan mengupas program-program yang ditawarkan untuk menyelesaikan masalah Jakarta.
Sosiolog, Hikmat Budiman juga menyampaikan hal yang sama. Menurutnya, untuk debat selanjutnya bila tentang penataan kota harus ditegaskan semua ide cagub itu bisa diaplikasikan. "Bukan hanya soal teori atau hafalan," terang Ketua Yayasan Interseksi ini.
Jadi substansi debat putaran kedua harus lebih berorientasi isu kehidupan utama warga jakarta, diulas detiil dan bisa diaplikasikan dan bisa diukur oleh publik Jakarta.
Setelah debat pertama Cagub DKI dengan tema 'reformasi birokrasi dan pelayanan publik' pada 13 Januari lalu, KPUD DKI Jakarta rencananya akan menggelar debat kedua pada Jumat 27 Januari pekan ini. Bertempat di lokasi yang sama, gedung Bidakara Jakarta, debat kedua nanti akan bertema 'penataan kawasan perkotaan'.