Ahad 22 Jan 2017 15:51 WIB

Indeks Pendidikan di Kabupaten Bandung Masih Rendah

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Angga Indrawan
Siswa-siswi Sekolah Dasar melaksanakan kegiatan belajar. (ilustrasi).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Siswa-siswi Sekolah Dasar melaksanakan kegiatan belajar. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Anggota DPR RI Komisi X yang membidangi sektor pendidikan, Dadang Rusdiana yang akrab disapa Darus mengatakan indeks kemajuan pendidikan di Kabupaten Bandung terbilang masih rendah. Bahkan, beberapa indikator penunjang pendidikan masih banyak yang kurang dan bermasalah. 

"Rata rata lama sekolah kita belum sembilan tahun, masih delapan," ujarnya kepada wartawan saat ditemui di Arjasari, Banjaran, Kabupaten Bandung, Ahad (22/1).

Menurutnya, sarana dan prasarana pendidikan di Kabupaten Bandung pun belum merata. Sebab, masih ditemukan siswa yang belajar kondisi sekolahnya mengalami kerusakan sedang bahkan berat. Termasuk fasilitas penunjang lainnya, sehingga dikategorikan masih tertinggal dan belum sesuai standar pendidikan.

Ia menuturkan, permasalahan lain seputar pendidikan yang muncul terkait dengan masih ditemukan jumlah guru honorer lebih banyak dibandingkan dengan guru yang sudah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kebanyakan kesejahteraan guru honorer rendah, kata dia, di angka Rp 300 ribu.

Ia menambahkan, letak sekolah di Kabupaten Bandung relatif jauh dari pemukiman siswa. Sehingga, jika siswa ingin sekolah maka mereka harus menempuh perjalanan yang panjang untuk bisa sampai ke sekolah. Hal itu berdampak pada pengeluaran tambahan orang tua siswa.

"Sekolah memang tidak mahal (gratis) tapi jarak yang jauh menuju sekolah membuat orang tua siswa harus mengeluarkan uang tambahan. Sehingga lebih banyak anak yang membantu orang tua bekerja daripada sekolah," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement