Sabtu 21 Jan 2017 18:05 WIB

Antraks Sulit Menular pada Manusia

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Ani Nursalikah
Bakteri antraks dilihat dari mikroskop.
Foto: daily mail
Bakteri antraks dilihat dari mikroskop.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pakar Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Abu Tholib mengemukakan bakteri antraks sulit menular pada manusia. Bahkan jika terkena, 8.000 spora bakteri antraks dalam waktu delapan jam , manusia tidak akan mengalami kondisi yang membahayakan.

Lendir pada sistem pernafasan manusia akan secara otomatis menetralisir bakteri antraks yang masuk ke dalam tubuh. Manusia bisa terinfeksi jika terpapar lebih dari 10 ribu spora antraks.

"Itu juga hanya dalam satu kali kejadian, bukan dari akumulasi karena manusia punya daya tahan tubuh yang bisa melawan segala bakteri atau virus yang masuk," kata Abu saat ditemui di Fortagama UGM, Sabtu (21/1).

Adapun gejala antraks yang biasa menyerang manusia adalah di bagian kulit dengan ciri-ciri kulit seperti melepuh. Jika kondisinya semakin memburuk, maka seseorang yang terinfeksi akan mengalami mual dan demam. Namun demikian, manusia yang terkena antraks dapat diobati dengan antibiotik.

Ketua Departemen Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas kedokteran Hewan (FKH) UGM Heru Susetya menjelaskan masyarakat tidak perlu khawatir mengonsumsi daging hewan asalkan hewannya sehat.

Kecuali jika hewan menunjukkan gejala antraks, di antaranya demam tinggi, sakit di bagian pinggang, mati mendadak dengan tanda-tanda keluar darah di seluruh lubang tubuh alami. “Jika menemukan tanda-tandai tersebut, segeralah melapor ke Pos Kesehatan Hewan (poskeswan) terdekat,” kata Heru.

Ia juga mengimbau masyarakat tidak menyembelih dan mengonsumsi hewan ternak sakit. Masyarakat dapat menghubungi poskeswan untuk memastikan penyakit hewan ternak tersebut. Adapun ciri daging yang aman dikonsumsi adalah berwarna merah segar dan tidak berbau anyir.

Heru mengemukakan, hewan terinfeksi antraks harus segera dikubur dan jangan disembelih. Karena penyembelihan bangkai hewan bisa memberi ruang kontak bakteri dengan udara. Kemudian bakteri dapat berubah menjadi spora dan menyebar ke ruang yang lebih luas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement