Kamis 19 Jan 2017 19:27 WIB

Desain MRT Berubah, Istana: ‎Presiden Belum Terima Surat Perubahan

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nidia Zuraya
model MRT yang nyaman dan murah
Foto: maman sudiaman/republika
model MRT yang nyaman dan murah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana untuk merubah desain rolling stock atau lokomotif kereta mass rapid transit (MRT)‎. Perubahan ini terdapat pada bagian kepala lokomotif yang harus didesain ulang agar lebih artistik, sporty, dan aerodinamis. P‎emprov DKI pun berencana mengajukan hal ini kepada Presiden Joko Widodo, karena program ini merupakan gagasan beliau. 

Menteri Sekertari Negara (Mensesneg) Pratikno mengatakan, sejuha ini surat permohonan yang direncakan Pemprov DKI untuk masuk ke Istana Negara belum ada. Artinya Presiden belum resmi menerima permintaan tersebut. 

"Kami belum terima (Surat Perubahan desain MRT)," kata Pratikno di Istana Negara, Jakarta, Kamis (19/1).

Sebelumnya, ‎ Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengatakan, berdasarkan laporan dari tim Pemprov DKI dengan tim PT MRT yang mengecek rolling stock di Jepang menyatakan secara keseluruhan sudah sangat cocok dan sesuai dengan harapan. Namun, ada bagian kepala lokomotif yang harus didesain ulang agar lebih artistik, sporty, dan aerodinamis.

Pemprov DKI pun berencana untuk melaporkan hal tersebut kepada Presiden, dan direncanakan besok paling lambat surat permohonan ini bisa diterima Presiden. "Ini kan yang memprakarsai Pak Jokowi. Perubahan ini hanya bagian kepala atau sekitar 5 persen. Kalau seluruhnya, butuh biaya Rp 64 miliar dan waktu selama satu tahun. Saya ingin tetap Maret 2019 beroperasi," kata Sumarsono.

Sumarsono menjelaskan, desain kepala lokomotif berkelir hijau itu awalnya diputuskan tanpa konsultasi dengan tim. Dalam kontrak kerja sama desain kepala jangkrik tersebut tidak ada.

Ketika dilihat ada yang kurang, tim yang terdiri atas Kementerian Perhubungan (Kemenhub), PT MRT, dan Pemprov DKI Jakarta mencoba menawarkan desain berkelir biru sebagai pilihan kepada pimpinan dalam hal ini Presiden Jokowi. Jadi, desain biru itu bukan desain ulang, melainkan dua pilihan alternatif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement