Kamis 19 Jan 2017 17:04 WIB

Survei Polmark: Elektabilitas Anies-Sandi Tertinggi

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Ilham
CEO Polmark Indonesia, Eep Saefuloh Fatah (tengah), Kamis (19/1) merilis hasil survei terbaru yang menempatkan pasangan Anies-Baswedan-Sandiaga Uno di urutan pertama dengan elektabilitas sekitar 31,7 persen.
Foto: dok.Istimewa
CEO Polmark Indonesia, Eep Saefuloh Fatah (tengah), Kamis (19/1) merilis hasil survei terbaru yang menempatkan pasangan Anies-Baswedan-Sandiaga Uno di urutan pertama dengan elektabilitas sekitar 31,7 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga konsultasi politik Polmark Indonesia memaparkan hasil survei mereka tentang kecenderungan pemilih di Pilkada DKI 2017, Kamis (19/1). Berdasarkan data yang diperoleh lembaga itu, elektabilitas pasangan calon Anies Baswedan dan Sandiaga Uno (Anies-Sandi) saat ini berhasil mengungguli para pesaingnya.

Tingkat keterpilihan Anies-Sandi berada di urutan teratas dengan perolehan dukungan 25,3 persen suara responden. Disusul pasangan Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni (Agus-Sylvi) sebesar 23,9 persen suara. Elektabilitas pasangan pejawat Basuki T Purnama dan Djarot Syaiful Hidayat (Ahok-Djarot) berada di posisi buncit dengan raihan 20,4 persen suara.

"Sementara, jumlah responden yang merahasiakan pilihannya sebanyak 23 persen, dan yang tidak menjawab 7,4 persen," kata CEO Polmark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah, di Jakarta, Kamis (19/1).

Dia menuturkan, lembaganya juga mengungkap temuan menarik lainnya terkait preferensi pemilih di Pilkada DKI 2017. Berdasarkan hasil wawancara lembaganya terhadap 23 persen responden yang saat ini masih merahasiakan pilihannya, mereka yang memiliki kecenderungan untuk memilih Anies-Sandi sebanyak 6,4 persen, Agus-Sylvi 6 persen, Ahok-Djarot 4,2 persen, dan tidak menjawab sebanyak 6,4 persen.

Dari situ, Polmark Indonesia lalu menghitung potensi keterpilihan tiap-tiap pasangan calon di Pilkada 2017 dengan cara menjumlahkan angka elektabilitas yang mereka miliki dan angka kecenderungan kelompok yang merahasiakan pilihannya tadi. Hasilnya, potensi elektabilitas Anies-Sandi tetap memimpin dengan perolehan suara sebanyak 31,7 persen, disusul Agus-Sylvi 29,9 persen, dan Ahok-Djarot 24,6 persen. Sementara, pemilih yang belum memutuskan pilihannya kini tinggal 13,8 persen.

Eep berpendapat, kecenderungan kelompok pemilih yang merahasiakan pilihannya tersebut penting diketahui untuk mengukur seberapa besar peluang para kandidat meraup suara dari kalangan silent majority untuk memenangkan pertarungan di Pilkada DKI.

Jika belajar dari kasus Pemilihan Presiden (Pilpres) AS tahun lalu, kata dia, publik dunia telah terkecoh dengan hasil survei beberapa lembaga yang umumnya mengunggulkan Hillary Clinton. Namun, ketika proses penghitungan suara usai, Hillary malah dipecundangi oleh pesaing satu-satunya, yaitu Donald Trump. Menurut Eep, Trump berhasil memenangkan Pilpres AS tidak lain karena mampu meraup dukungan dari kelompok silent majority.

"Sementara, temuan kami pada survei kali ini menunjukkan bahwa preferensi kelompok silent majority di DKI memiliki konsistensi dengan elektabilitas para paslon. Urutan tingkat keterpilihan mereka tetap sama, yaitu Anies-Sandi di urutan pertama, Agus-Sylvi di posisi kedua, dan Basuki-Djarot di posisi terakhir," kata Eep.

Survei Polmark Indonesia kali ini digelar pada 6 hingga 12 Januari 2017 dengan melibatkan 1.200 responden yang merupakan warga DKI yang sudah mempunyai hak pilih. Sampel untuk penelitian ini diambil menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sebesar plus minus 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Teknik pengumpulan data pada survei ini melalui wawancara tatap muka kepada setiap responden oleh pewawancara yang telah dilatih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement