Kamis 19 Jan 2017 07:11 WIB

Wali Kota Ingin Kegiatan Seni dan Budaya di Solo tak Monoton

Rep: Andrian Saputra/ Red: Hazliansyah
Penari membawakan tari Umbul Donga dalam rangka peringatan Hari Tari Dunia (World Dance Day) di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jateng, Minggu (29/4).
Foto: Antara/Andika Betha
Penari membawakan tari Umbul Donga dalam rangka peringatan Hari Tari Dunia (World Dance Day) di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jateng, Minggu (29/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Wali Kota Solo F.X Hadi Rudyatmo berharap pagelaran seni dan budaya yang diselenggarakan tiap Kelurahan di Solo tak monoton. Detiap Kelurahan diharapkan mempunyai inovasi baru dalam mengembangkan seni di wilayahnya masing-masing. Sebab itu, dia mengintruksikan dinas terkait untuk melakukan evaluasi kegiatan seni dan budaya di setiap Kelurahan.

"Konten kegiatannya jangan hanya itu-itu saja, perlu ada evaluasi total agar kegiatan budaya di kelurahan ini tidak monoton," tutur Rudyatmo di Balai Kota Solo pada Rabu (18/1) siang.

Dengan inovasi dalam berbagai kegiatan seni dan budaya dapat berdampak pada peningkatan wisatawan baik domestik maupun mancanegara datang ke Solo. Sebab itu pula, kata dia, untuk mengawasi berbagai kegiatan seni dan budaya, Pemkot Solo akan membentuk tim kurator.

Selain melakukan pengawasan, tim tersebut juga bertugas mengatur jadwal kegiatan atau pagelaran seni dan budaya yang diselenggarakan tiap di Kelurahan di Solo. Tim tersebut terdiri dari anggota Dewan Keseninan Kota Solo (DKKS), Kelompok Sadar Wisata, serta seniman dan budayawan di Solo. Dengan begitu setiap kegiatan seni dan budaya akan lebih terpantau dan terjadwal.

"Sekarang kegiatannya kan sering berbenturan, dalam sehari bisa dua sampai lima Kelurahan ada acara seni dan budaya. Ini tidak bisa, harus diatur ulang agar terjadwal," tuturnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Kota Solo, Basuki Anggoro Hexa mengatakan pihaknya akan segera melakukan evaluasi berbagai kegiatan seni dan budaya di Solo. Berbagai kegiatan terkait seni dan budaya di Solo mempunyai potensi besar untuk menarik wisatawan.

"Solo masih menjadi tujuan kedua setelah wisatawan berkunjung ke Jogja, sebab itu kami ingin evaluasi setiap kegiatan seni. Ini juga untuk mendukung target kunjungan wisatawan secara nasional yang menargetkan 20 juta wisatawan asing datang ke Indonesia pada 2020," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement