Rabu 18 Jan 2017 10:39 WIB

Sembelih Sapi 'Sempoyongan', Dusun Ngaglik KLB Antraks

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Agus Yulianto
Dua warga berusaha menjinakkan ternak sapinya saat akan diberi vaksin antraks. (Ilustrasi)
Foto: FOTO ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang/ss/pd/11
Dua warga berusaha menjinakkan ternak sapinya saat akan diberi vaksin antraks. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  YOGYAKARTA -- Sebanyak 16 warga, satu ekor sapi, dan sembilan kambing di Desa Purwosari, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, terindikasi antraks. Sebagian besar warga yang terindikasi antraks itu berasal dari Dusun Ngaglik dan sebagian kecil di Dusun Ngroto.

Terhadap warga yang mempunyai ciri-ciri terkena antraks itu, sudah dilakukan pengecekan di laboratorium kesehatan maupun Balai Besar Veteriner. "Hasilnya positif antraks," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Kulon Progo Astungkoro kepada Republika, Rabu (18/1).

Selama ini, di Kulon Progo, kata Astungkoro, belum pernah ada kejadian antraks. Kata dia, kejadian tersebut bermula dari disembelihnya seekor sapi milik Ngatijo, warga Ngaglik, yang mengalami sempoyongan.

Kemudian daging sapi itu dibagi-bagikan kepada warga. Namun, kebetulan ada daging yang masih disimpan di frezer sehingga bisa dilakukan pemeriksaan. 

"Karena itu, kami kaget juga sehingga sekarang sedang dilakukan penelusuran asal mula sapi tersebut. Setahu saya yang ada kasus anthraks di Boyolali dan Sragen," kata Astungkoro.

Menurut Astungkoro, pihaknya baru mendapat laporan pada Jumat (13/1) bahwa dari hasil laboratorium kesehatan dan laboratorium Balai Veteriner bahwa ada indikasi antraks bagi 16 warga, satu sapi, dan sembilan kambing di Desa Girimulyo.

"Saat itu juga langsung kami minta identifikasi secara menyeluruh, dilakukan tindakan penyemprotan serta penyuluhan kepada warga tentang gejala antraks, pencegahan dan tindakan yang dilakukan bila iketahui gejala antraks," ujarnya.

Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan (Menkes) Nomor 1501/2015, bahwa bila ada salah satu dari sembilan tanda-tanda anthraks, maka itu merupakan KLB anthraks. "Karena itu, Senin (16/1) langsung kami nyatakan di Dusun Ngaglik KLB anthrak karena hampir semua indikasi antraks hanya terjadi di dusun tersebut, dan hanya ada satu dua warga yang terindikasi anthraks tinggalnya di Dusun Ngroto," ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian DIY Sasongko saat dikonfirmasi Republika mengatakan, baru mendengar pagi ini, Rabu, bahwa di Desa Girimulyo ada kasus antraks. "Kami akan melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dan melakukan cek laboratorium apakah benar-benar itu kasus antraks karena sudah lama di DIY tidak ada kasus antraks," kata Sasongko. Nneni ridarineni

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement