Rabu 18 Jan 2017 09:31 WIB

Bank Sampah Nusantara Lebarkan Sayap ke Bogor

LPBI NU bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Administrasi Niaga Politeknik Negeri Jakarta menggelar Pelatihan Pengelolaan Sampah Non Organik sekaligus meresmikan pembentukan Bank Sampah Nusantara Cabang Kp. Langkop Desa Gunung Picung, Kabupaten Bogor,
Foto: dok.LPBI NU DKI Jakarta
LPBI NU bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Administrasi Niaga Politeknik Negeri Jakarta menggelar Pelatihan Pengelolaan Sampah Non Organik sekaligus meresmikan pembentukan Bank Sampah Nusantara Cabang Kp. Langkop Desa Gunung Picung, Kabupaten Bogor,

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul ulama (LPBI NU) bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Administrasi Niaga (HMAN) Politeknik Negeri Jakarta, menggelar pelatihan pengelolaan sampah non-organik (daur ulang dan ecobricks). Kegiatan ini sekaligus meresmikan pembentukan Bank Sampah Nusantara (BSN LPBI NU) Cabang Kampung Langkop Desa Gunung Picung, Kabupaten Bogor, Selasa (17/1).

Menurut ketua pelaksana HMAN Masuk Desa, Nurul Aulia Dewi, dengan terbentuknya cabang BSN di Kampung Lengkop ini, diharapkan dapat meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap sampah. Selain itu, dapat meningkatkan kreativitas para ibu-ibu untuk mengubah sampah menjadi berkah.

Direktur Bank Sampah Nusantara LPBI NU Fitria Ariyani mengatakan, pembentukan BSN LPBI Cabang ini merupakan 'pintu' untuk melakukan upaya penyadaran terhadap masyarakat akan bahaya membakar sampah dan memberikan pengetahuan terkait pemilahan sampah organik dan non organik. Bank Sampah Nusantara, kata dia, bertujuan memberikan pembelajaran bagi masyarakat untuk mengenali jenis sampah, sehingga dapat memilah jenis-jenis sampah yang dapat dimanfaatkan, jadi tidak mudah dibuang begitu saja.

"BSN Cabang Kampungp Langkop diharapkan dapat memberikan manfaat membuat lingkungan lebih bersih dan sehat serta memberikan peluang bagi tumbuhnya ekonomi kreatif melalui kegiatan membuat produk daur ulang sampah," ujarnya dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id.

Selain itu, menurut Fitri, plastik merupakan molekul poliester, sampah yang sulit diurai, dibutuhkan waktu sekitar 500 sampai 1.000 tahun agar bisa terurai. Ini karena plastik merupakan senyawa organik yang terdiri dari rantai atom karbon panjang berulang, yang disebut polipropilena. "Dan salah satu cara paling efektif pengelolaan sampah non organik ialah dengan cara ecobrik, yaitu sebuah botol yang diisi dengan sampah plastik hingga penuh, padat dan keras," ujarnya.

Kegiatan yang dipandu oleh Tim BSN LPBI NU ini mendapat sambutan meriah dari masyarakat Kampung Lengkop dan peserta HMAN Masuk Desa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement