REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono menginformasikan gempa yang mengguncang pesisir pantai barat Aceh dan Sabang, Selasa (17/1) malam pukul 18.48 WIB, tidak berpotensi tsunami.
Data terakhir BMKG menunjukkan bahwa gempabumi berkekuatan 5,2 skala richter dengan episenter pada koordinat 6,09 Lintang Utara dan 93,24 Bujur Timur. Pusat gempa tepat di laut pada jarak 234 kilometer arah barat laut Kota Sabang pada kedalaman 54 kilometer.
Guncangan gempabumi dirasakan di Banda Aceh dan Meulaboh dengan intensitas II SIG-BMKG atau setara dengan III MMI. Sedangkan di Pidie Jaya dan Lhokseumawe I SIG-BMKG atau I-II MMI.
"Sampai saat ini belum ada laporan kerusakan sebagai dampak gempabumi. Hingga saat ini belum terjadi gempabumi susulan, masyarakat dihimbau agar tetap tenang mengingat gempabumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (17/1).
Analisis BMKG, kata dia, gempabumi yang terjadi di barat laut Kota Sabang Aceh ini jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya merupakan jenis gempa bumi dangkal. "Gempa ini terjadi akibat aktivitas Subduksi pada bidang kontak antara lempeng India yang menyusup terhadap lempeng mikro Burma," ujarnya.
Lempeng India adalah bagian dari lempeng besar India-Australia yang bergerak ke utara dan timur laut dengan kecepatan 6 cm/tahun. Sedangkan lempeng mikro Burma adalah bagian dari lempeng besar Eurasia.
Sejarah mencatat bahwa di lokasi ini juga terjadi gempa dahsyat yaitu gempa Aceh tahun 2004 dengan 9.0 skala richter yang menimbulkan tsunami. Sedangkan gempa pada 13 Januari 2017 lalu dengan 5,4 richter di lokasi yang berdekatan.
Baca juga, Ini Penjelasan BMKG Soal Gempa Pesisir Selatan Sumbar.