Selasa 17 Jan 2017 20:27 WIB

Surabaya Targetkan Investasi Rp 21,43 Triliun

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Investasi.   (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Investasi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Surabaya menargetkan realisasi investasi sebesar Rp 21,43 triliun pada 2017. Angka tersebut naik dibandingkan target realisasi investasi pada 2016 yang sebesar Rp 20,99 triliun.

Secara rinci, target realisasi investasi sebesar Rp 21,43 triliun tersebut terdiri dari target penanaman modal asing (PMA) sebesar 10,45 juta dolar AS yang setara dengan Rp 135,85, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 568,236 miliar dan investasi daerah sebesar Rp 20,72 triliun.

“Kami optimistis target ini bisa tercapai, caranya kami akan gencar melakukan promosi. Surabaya itu potensial karena kita menjadi hub Indonesia bagian timur,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Eko Agus Supiadi, dalam konferensi pers di Kantor Bagian Humas Kota Surabaya, Selasa (17/1).

Jika target investasi tersebut tercapai, maka akan mendorong tercapainya target pertumbuhan ekonomi di Kota Pahlawan sebesar 4–6 persen pada tahun ini. Terlebih, Pemkot dan warga Surabaya yang sangat mendukung pertumbuhan investasi.

Dalam tiga tahun terakhir, lanjutnya, pertumbuhan ekonomi di Surabaya selalu mengalami peningkatan. Salah satu faktor pendukungnya, pertumbuhan realisasi investasi yang dipengaruhi infrastruktur dan kondisi keamanan kota.

Selama beberapa tahun terakhir, Pemkot Surabaya telah membangun jalan-jalan baru seperti Frontage Road sisi Barat yang telah mengurai kemacetan lalu lintas di kawasan Jalan Ahmad Yani.

“Faktor lainnya adalah kesiapaan fasilitas pelayanan perizinan di Surabaya yang sudah mengarah ke sistem online. Juga didukung kesiapan sumber daya manusia yang telah melalui proses sertifikasi,” kata Eko Agus.

Sementara untuk investasi PMDN dalam tiga tahun terakhir, lima sektor yang paling berkonstribusi dalam menunjang investasi di antaranya sektor pergudangan dan jasa penunjang angkutan sebesar 25 persen, perdagangan besar kecuali mobil dan sepeda motor sebesar 19 persen, industri makanan sebesar 18 persen, industri logam dasar barang logam, mesin dan elektronik sebesar 17 persen, serta industri karet, barang dari karet dan plastik sebesar 10 persen.

di samping itu, Pemkot Surabaya juga telah memiliki 12 unit pengembangan (UP), dimana satu UP meliputi tiga atau empat kecamatan. Setiap UP sudah dipetakan memiliki potensi unggulan. “Misalnya kawasan barat dan timur untuk pergudangan. Lalu kawasan pusat untuk modal atau investasi,” ungkap Eko Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement