Selasa 17 Jan 2017 20:10 WIB

Petani Cirebon Ogah Tanam Cabai

Rep: Lilis Handayani/ Red: Dwi Murdaningsih
Petani memanen cabai rawit di area persawahan Desa Pamenang, Kediri, Jawa Timur, Senin (9/1).
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Petani memanen cabai rawit di area persawahan Desa Pamenang, Kediri, Jawa Timur, Senin (9/1).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Harga cabai merah di pasar tradisional kembali naik. Petani cabai merah pun memutuskan untuk tidak menanam komoditas itu terlebih dulu karena selalu membusuk hingga membuat mereka rugi. Salah seorang pedagang di Pasar Pagi, Kota Cirebon, Marfuah, menyebutkan, harga cabai merah pada awal Desember 2016 lalu memang menyentuh harga hingga Rp 80 ribu per kg. Namun, setelah itu turun hingga akhirnya menjadi Rp 27 ribu per kg.

 

Marfuah berharap, harga cabai merah tidak terus naik seperti cabai rawit merah. Sebab, kenaikan harga cabai tersebut justru akan membuat omset penjualannya menurun. "Sekarang naik lagi dari Rp 27 ribu per kg menjadi Rp 35 ribu per kg," kata Marfuah, Selasa (17/1).

 

Terpisah, Ketua Kelompok Tani Cabai Merah Sinar Jaya Desa/Kecamatan Greged, Hatta menilai naiknya harga cabai di pasaran memang suatu hal yang wajar saat ini. Sebab, tanaman cabai milik petani saat ini membusuk akibat tingginya intensitas hujan.

 

"Sementara ini saya memutuskan untuk tidak tanam dulu," kata Hatta.

 

Hatta menyebutkan, dirinya sudah melakukan dua kali tanam cabai merah. Namun, selalu gagal hingga membuatnya merugi. Kegagalan pertama, terjadi saat masih persemaian. Persemaian tanaman cabe milik Hatta itu membusuk akibat terlalu sering diguyur hujan.

 

"Waktu itu saya belum putus asa dan berusaha untuk tanam kembali," tutur Hatta.

 

Hatta pun menanam cabai merah untuk kedua kalinya pada November 2016. Seharusnya, tanaman cabai itu bisa dipanenya pada Januari 2017. Namun ternyata, pada pertengahan Desember 2016, batang tanaman cabainya membusuk sehingga tanaman tidak bisa tumbuh lagi. Selain itu, bunga-bunga cabai yang sudah mekar pun berguguran.

 

"Semuanya karena faktor cuaca," ujar Hatta.

 

Sementara itu, cabai rawit merah di Pasar Pagi Kota Cirebon menghilang dari pasaran pada Senin (16/1) kemarin. Para pembeli tidak bisa mendapatkan komoditas tersebut. Seorang pedagang sayur itu, Inah, menjelaskan, biasa memperoleh pasokan cabai rawit merah dari Pasar Jagasatru Kota Cirebon, yang merupakan pasar induk untuk sayuran. Namun, dia tidak bisa memperoleh pasokan cabai rawit merah dari pasar tersebut.

 

"Karena dari Jagasatrunya sudah kosong, di sini juga ikut kosong," kata Inah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement