Selasa 17 Jan 2017 17:37 WIB

Ketinggian Gelombang Laut Selatan Bisa Mencapai 4 Meter

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Andi Nur Aminah
Gelombang tinggi
Foto: treehugger.com
Gelombang tinggi

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Penggunaan jasa angkutan laut yang biasa melintasi kawasan perairan Laut Selatan Jawa, diimbau lebih berhati-hati. Hal ini karena berdasarkan perkiraan Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap, cuaca buruk di samudra dan ketinggian gelombang laut selama beberapa hari ke depan bisa mencapai ketinggian empat meter.

"Kami perkirakan kondisi ini akan berlangsung selama dua hari, Selasa dan Rabu besok. Mudah-mudahan, pada Kamis kondisinya sudah tidak terlalu buruk," jelas Kepala Kelompok Teknisi pada Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap, Teguh Wardoyo, Selasa (17/1).

Dia menyebutkan, cuaca buruk dan tingginya gelombang laut ini disebabkan oleh adanya dua titik pusat tekanan rendah di beberapa lokasi. Antara lain di posisi Barat Daya Sumatra dan sisi utara Australia. "Adanya dua pusat tekanan rendah ini menimbulkan cuaca buruk dan peningkatan kecepatan angin di wilayah perairan Selatan Cilacap hingga Yogyakarta. Peningkatan kecepatan angin inilah yang menyebabkan gelombang tinggi," katanya.

Dengan kondisi cuaca seperti itu, Teguh menyatakan, kondisinya cukup membahayakan bagi semua jenis kapal. "Terlebih bagi kapal nelayan, baik yang mencari ikan tidak jauh dari garis pantai, maupun kapal nelayan yang berada di perairan dalam," tambahnya.

Sementara mengenai kondisi di daratan, Teguh menyatakan, puncak musim hujan sebenarnya sudah terlewati. Namun potensi hujan deras disertai angin kencang masih berpotensi terjadi di wilayah selatan Jawa Tengah, khususnya pada sore hingga malam hari.

Untuk itu, dia mengimbau jajaran Pemkab di Jateng Selatan Bagian Barat tetap mewaspadai potensi terjadinya bencana banjir, longsor, dan angin kencang. "Kemungkinan, intensitas hujan akan makin menurun pada Februari dan Maret, dan berlanjut musim kemarau hingga Oktober 2017," jelasnya.

Untuk 2017 ini, dia mengatakan, prakirakan siklus cuaca akan berjalan normal. "Tidak seperti 2015 yang minim hujan akibat fenomena el nino, atau seperti 2016 yang kebanyakan hujan akibat pengaruh la nina," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement