Selasa 17 Jan 2017 16:04 WIB

Survei LSI: Mayoritas Warga Jakarta Ingin Pilkada Satu Putaran

Rep: Dian Erika N/ Red: Bilal Ramadhan
Pilgub DKI (Ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Pilgub DKI (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Ardian Sopa, mengatakan mayoritas masyarakat DKI Jakarta ingin pilkada berlangsung dalam satu putaran. LSI memprediksi peluang pilkada DKI untuk berlangsung satu dan dua putaran masih sama kuat.

Berdasarkan survei LSI, sekitar 75,60 persen masyarakat DKI Jakarta menginginkan pilkada berlangsung satu putaran. Sekitar 13,40 persen masyarakat sepakat pilkada berlangsung dua putaran, sisanya ada 11 persen masyarakat tidak memberi jawaban.

"Ada beragam alasan yang menjadi latar belakang pendapat masyarakat. Pertama, mereka ingin gubernur baru lebih cepat terpilih sehingga pemerintahan cepat berjalan. Kedua, jalannya pilkada satu putaran menghemat anggaran," ujar Ardian di Kantor LSI, Jakarta, Selasa (17/1).

Alasan ketiga, warga Jakarta ingin konflik sosial di masyarakat maupun konflik di dunia maya bisa diminimalisasi. Jika pilkada lekas selesai, faktor pemicu konflik sosial bisa dihentikan. Meski demikian, LSI tetap melihat  adanya peluang yang sama kuat atas pelaksanaan pilkada DKI Jakarta.

"Kondisinya bisa sama-sama berpeluang terjadi, baik satu atau dua putaran. Sebab, melihat animo lebih masyarakat yang ingin pilkada satu putaran bisa mendukung hal tersebut," lanjut dia.

Sementara itu, kondisi dukungan terhadap masing-masing paslon pun belum ada yang mencapai titik unggul (50 persen) untuk menang. Berdasarkan survei LSI, paslon Agus Yudhoyono-Sylviana Murni masih membutuhkan sekitar 13,3 persen suara untuk unggul di putaran pertama.

Paslon Ahok-Djarot Syaiful Hidayat harus mencari tambahan dukungan sekitar 17 persen untung memenangi putaran pertama. Sementara itu, paslon Anies Baswedan-Sandiaga Uno masih harus menambah dukungan sekitar 28 persen untuk memenangi putaran pertama.

Survei LSI dilaksanakan pada 5-11 Januari 2017 dengan metode multistage sampling. Survei ini menyasar 880 responden dengan wawancara tatap muka menggunakan kuisioner. Margin error dari penelitian ini tercatat sekitar 3,4 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement