REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar komunikasi politik dari Universitas Jayabaya, Lely Arrianie mengungkapkan alasan Cagub-Cawagub, Ahok-Djarot tidak mampu mendominasi debat kandidat, meskipun mereka berstatus pejawat. Menurutnya, itu tak lepas karena Ahok masih dibebani tekanan publik atas kasus hukum yang tengah dijalaninya, yakni terkait penistaan agama.
"Jika dikatakan calon petahana tidak seperti dugaan banyak orang yang semula menduga mereka akan mendominasi jalannya debat, saya pikir itu wajar. Karena mereka masih dibayangi tekanan publik atas persoalan hukum yang dihadapi petahana," kata Lely saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (17/1).
Namun begitu, menurutnya, pasangan Ahok-Djarot masih tetap diuntungkan dengan statusnya sebagai pejawat. Mereka memiliki data dan fakta terkait apa yang akan dan sedang dilakukan.
"Sebagai petahana mereka diuntungkan oleh status petahana sehingga mereka lebih memiliki data tentang apa yang akan dan sedang dilakukan," kata Lely.
Lely menambahkan, sebagai sebuah pembelajaran politik, ketiganya berusaha tampil maksimal untuk mempertukarkan pesan politik masing-masing dalam debat kandidar tersebut. "Sehingga tinggal rakyat pemilih yang menilai mana yang realistis, mana yang sekadar slogan, yang sulit untuk diwujudkan," kata Lely.