Selasa 17 Jan 2017 12:56 WIB

Pemerintah Tekankan Pendidikan Agama Jaga Keberagaman

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Angga Indrawan
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bersama Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek menghadiri rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (16/1).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bersama Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek menghadiri rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (16/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil Menteri Agama serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (17/1). Menurut Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Jokowi meminta agar pendidikan agama dan karakter bangsa dapat menjadi perhatian pemerintah. 

Pemerintah, kata Lukman, harus lebih memperhatikan dan menjaga masyarakat Indonesia yang majemuk melalui pendidikan agama. "Ya masalah pendidikan secara umum, bagaimana agar pendidikan karakter bangsa ini harus bisa menjadi perhatian kita semua, bagaimana pendidikan terkait jati diri ke-Indonesiaan kita, yang memang dikenal sebagai masyarakat bangsa yang religius yang sangat agamis tapi juga sekaligus sangat memperhatikan keragaman, kemajemukan, kebinekaan," jelas Lukman usai bertemu Presiden Jokowi, di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (17/1).

Ia menjelaskan, pendidikan agama yang diajarkan haruslah dilakukan secara promotif, bukan konfrontatif. Dengan pendekatan yang promotif ini, kata dia, justru dapat menyatukan masyarakat yang beragam budaya dan agamanya. 

"Semangatnya adalah yang selama ini digencarkan oleh Kemenag adalah memberikan pendidikan agama pada agama yang substantif, jadi agama harus disebarluaskan secara promotif, bukan konfrontatif," ucapnya. 

Dalam pertemuan ini, turut dihadiri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, serta Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek), Mohamad Nasir.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement