Senin 16 Jan 2017 14:26 WIB

JK Dorong Ponpes Ajarkan Toleransi

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Angga Indrawan
Jusuf Kalla
Foto: Antara
Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta pondok pesantren agar turut mengajarkan sikap toleransi. Sikap toleransi, kata dia, penting diajarkan untuk menumbuhkan sikap saling menghormati antar-sesama. 

"Oleh karena itu pesantren modern sudah pasti mengajarkan kehidupan yang toleransi, yang moderat. Tapi kita harus mengerti intoleransi secara baik. Toleransi itu harus semua pihak. Tidak satu saja," kata JK saat menghadiri milad ke 25 pondok pesantren modern Darul Hikmah, Tulungagung, Jawa Timur, Senin (16/1). 

Meskipun mengutamakan nilai dan sikap toleransi, JK juga mengingatkan agar masyarakat tetap memberikan teguran apabila ada pihak yang berbuat salah. Sehingga, hal tersebut tak terulang kembali. Menurut dia, dengan sikap saling toleransi dan menghargai, maka masyarakat akan terhindar dari sikap saling menyalahkan. 

"Tapi kalau salah ya perlu disalahkan, tidak berarti apapun dibuat oleh satu pihak harus ditoleransi. Kalau satu pihak berbuat kesalahan itu harus ditegur. Itulah penghormatan dan toleransi yang baik," ucap dia. 

Lebih lanjut, JK mengatakan, masyarakat haruslah memahami pengertian sikap bertoleransi. Dalam sisi agama pun, kata JK, sikap toleransi juga sudah dijelaskan, yakni agar tidak saling menganggu agama dan keyakinan orang lain. 

"Harus semua toleran. Yang satu toleran kepada nomor dua, yang nomor dua toleran kepada tiga dan seterusnya. Dari sisi agama sederhana saja, lakum dinukum waliyadin bahwa agamamu agamamu, agama saya agama saya," ujar JK.  

JK menyampaikan, toleransi tidak hanya bisa dilakukan oleh salah satu pihak, namun juga oleh berbagai pihak yang ada, baik kelompok mayoritas maupun kelompok minoritas. Jika terdapat tindakan yang mengancam toleransi masyarakat, maka tindakan tersebut dapat diproses secara hukum. 

"Ya tentu kalau itu bersifat tindakan itu tentu apa tindakannya bisa pidana. Kalau hanya bersifat pikiran ya pikirannya harus diubah," kata JK.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement