REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung menghibahkan lahan Taman Dipangga yang bersejarah di Jalan Wolter Monginsidi, Telukbetung, kepada Polda Lampung. Taman Dipangga yang dibangun pada 1981 tersebut rencananya berganti menjadi sarana parkir kendaraan.
Taman Dipangga berada persis di depan Mapolda Lampung. Area taman menjadi tempat wisata sejarah untuk mengenang meletusnya Gunung Krakatau tahun 1883 silam. Di taman yang dikenal sebagai Monumen Krakatau tersebut terdapat duplikat Lampu Mercusuar, yang terhempas akibat letusan Gunung Krakatau dan gelombang tsunami.
Kapolda Lampung Irjen Pol Sudjarno mengatakan polda akan mengelola lahan Taman Dipangga setelah dihibahkan Pemkot Bandar Lampung untuk memperluas lahan parkir dan memperindah taman sehingga lebih menarik lagi. “Kami akan kelola menggunakan dapa dari APBN, APBD, dan lainnya,” kata Kapolda kepada wartawan, akhir pekan ini.
Selama ini, Taman Dipangga menjadi salah satu tempat wisata dan hiburan rakyat. Taman yang berada di bawah Kantor Mapolda Lampung, tampak tidak terawat dengan baik, dan sering dijadikan tempat muda mudi. Keamanan taman ini pun tidak terjamin, karena lokasinya yang tertutup dengan pepohonan.
Menurut Tarman, warga Telukbetung, Taman Dipangga menjadi sejarah warga di Telukbetung dalam mengenang dahsyatnya letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 silam. Ia berharap taman tersebut tidak seutuhnya dijadikan tempat parkir kendaraan, sehingga menghilangkan taman dan Lampu Mercusuar yang ada di sana.
“Kalau mau direhab silakan, tapi jangan merubah konsep taman dan sejarahnya,” ujarnya, Ahad (15/1). Ia mengakui keberadaan Taman Dipangga selama ini kurang terawat, sehingga tampak kumuh dan tidak teratur.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
