REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio berpendapat pejawat Basuki Tjahja Purnama dan Djarot Syaiful Hidayat tidak berani berkomitmen untuk menyelesaikan masa jabatannya.
"Ini sebuah penutupan debat yang antiklimaks bagi pasangan pejawat. Sebagai satu-satunya pasangan calon yang bisa bercerita tentang kebijakan dan program yang pernah dilakukan ternyata calon gubernur pejawat ini menutup debat tanpa komitmen untuk Jakarta," kata Hendri, Sabtu (14/1).
Ia mengatakan calon gubernur Agus Harimurti Yudhoyono cukup mampu menutup debat semalam lebih santai dibanding di awal debat yang terbaca agak canggung. Bahkan beberapa kali Agus sempat mencuri perhatian saat mampu melakukan serangan balik ke dua pasangan calon lainnya, seperti saat menuding pasangan calon nomor dua sebagai pemimpin yang tidak percaya rakyatnya.
Sementara itu, pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memenangkan perhatian dalam debat belum tentu nantinya akan unggul dalam Pilkada.
"Untuk Anies-Sandi ajang seperti ini memang selalu menjadi andalan panggung dirinya. Bicaranya runut, komunikasi dan artikulasinya jelas, hanya memang 'kinclong' di arena debat belum tentu unggul di Pilkada," katanya.