Jumat 13 Jan 2017 22:46 WIB

Ahok Sebut-Sebut Nama Alexis, Miles dan Stadium

 Paslon Cagub dan Cawagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat saat mengikuti debat publik perdana di Jakarta, Jumat (13/1) malam.
Foto: Republika/Prayogi
Paslon Cagub dan Cawagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat saat mengikuti debat publik perdana di Jakarta, Jumat (13/1) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cagub DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengungkapkan strategi membangun pendidikan di Jakarta.  Menurutnya, mengenai pembangunan pendidikan yang perlu dilakukan adalah bagaimana membuat angka partisipasi murni meningkat.

"Tahun kemarin kita meningkat, dibanding nasional kita tinggi, kita juga melatih para guru sehingga kita harapakan lima tahun ke  depan kita akan  masuk 30 besar dari sistem dunia. ini yang kita lakukan," ujarnya dalam debat kandidat. 

Menurut Ahok, semua konsep harus memiliki visi misi progam terukur dengan angka yang jelas. Sebetulnya, kata Ahok,  ia suka debat seperti ini untuk membuat masukan baru, terutama jika ia dan Djarot kembali terpilih. 

"Tapi terus terang gak ada yang baru. Misalnya pusat olahraga dan budaya, kami telah menyelasaikan 188 ruang publik terpadu anak lengkap  dengan ruang olahraganya," ujarnya.  

Ahok melanjutkan, ketika pak Anies Baswedan bilang gak sanggup tutup Alexis, maka ia (Ahok) telah menutup tempat hiburan Miles dan Stadum.  "Begitu ketemu narkoba kita tutup," jelasnya.

Ahok pun mengutarakan bagaimana kedekatannya dengan Kepala BNN Budi Waseso. Menurut Ahok, Buwas telah mengirim surat ke Anies Baswedan yang saat itu menjadi menteri pendidikan agar memasukkan kurikulum tentang narkoba ini.

"Namun sayang ditolak pak menteri ketika itu,  Jagi bagi kami jadi gubernur itu bukan hapalan dan retorika, semua harus terukur. Karena itu perjuangan kami belum selesai, kami meminta izin menyelesaikan ini," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement