REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) tak terima dengan tuduhan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut satu, Sylviana Murni yang menyebut menangnya kasus penggusuran oleh warga Bukit Duri, Jakarta Selatan. "Ini memang paslon satu hanya lihatnya di satu lokasi," ujar Ahok dalam debat kandidat terbuka di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (13/1).
Pejawat itu pun langsung membanggakan prestasinya membuat Jakarta tidak terendam banjir saat musim La Nina yang melanda kawasan Asia Tenggara. Menurut Ahok, saat musim La Nina, sebagian besar kota di kawasan Asia Tenggara terendam banjir.
"Musim la nina hampir di negara asia tenggelam. Kami justru kurangi 2/3 banjir di ibu kota. Justru orang-orang bersyukur," kata Ahok.
Ia pun menampik bila dibilang menggusur orang Jakarta. Karena, menurut Ahok, bagi mereka yang memiliki KTP Jakarta dan terkena normalisasi akan langsung mendapatkan Rusun.
"Sekali lagi seolah kami menggusur orang Jakarta. Kalau dia ber-KTP Jakarta maka akan tinggal di Rusun. Rusun siap, baru kami kerjakan normalisasi, baru itu yang namanya manusiawi," kata Ahok.
Mendengar jawaban Ahok, Sylvi langsung mencecar pejawat itu dengan menangnya kasus penggusuran di Bukit Duri oleh PTUN. "Saya jadi bingung, bagaimana dengan Bukit Duri menang, apakah itu semua, kalau seorang pemimpin harus evaluasi, apakah ini menabrak hukum atau tidak. Menggusur tak pernah memikirkan dampaknya siapa yang bertanggung jawab. Pemimpin harus punya hati," tanya Sylvi.
Mantan Bupati Belitung Timur itu pun langsung menjawab tegas bahwa dirinya tidak pernah menggusur. "Saya bingung, saya bukan gusur, saya menata. Terus paslon lain pengen bikin terapung, tanpa merobohkan. Tapi yasudahlah namanya juga mau jadi gubernur. Yang penting siapapun yang mau jadi gubernur jangan membodohilah. Masa karena mau menang rakyat dibodohi," kata Ahok.