REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur dan wakil gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat menjawab komentar terkait penggusuran pemukiman warga DKI Jakarta selama kepemimpinan mereka. Komentar itu disampaikan oleh dua rivalnya dalam pilgub DKI.
Djarot menyatakan, Jakarta adalah ibukota negara, di mana warganya tidak boleh tinggal di banataran sungai maupun kolong jembatan. Apalagi, mereka melahirkan generasi selanjutnya, sehingga tidak manusiawi dibiarkan tinggal berpuluh tahun di bantaran dan kolong.
''Maka kami berkomitmen, bukan hanya itu saja, kita mensubsidi pendidikan, kesehatan, transportasi, kebutuhan pokok, dengan seperti itulah masyarakat Jakarta manusiawi,'' kata Djarot, dalam debat kandidat Pilkada, di Jakarta, Jumat (13/1).
Sementara calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok membantah tudingan bahwa mereka seolah tidak suka ataupun benci orang miskin. Terutama dalam menanggapi kasus penggusuran di bantaran sungai.
''Saya juga bingung, orang tinggal di dalam sungai, sebagai orang tua kita pindahkan ke tempat yang lebih baik,'' katanya.
Ia menegaskan, bagaimana sungai dilakukan normalisasi kalau tidak direlokasi. Menurutnya, pemimpin jangan membiarkan hal yang salah dan harus dengan cara mendidik kalau membantu warganya.