Kamis 12 Jan 2017 14:41 WIB

Awas... Ada Warung di Sekitar TK Dibiayai Sindikat Narkoba

 Sebuah stiker stop narkoba. Badan Narkotika Nasional (BNN) menemukan makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh anak-anak TK telah dicampur narkoba. (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Sebuah stiker stop narkoba. Badan Narkotika Nasional (BNN) menemukan makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh anak-anak TK telah dicampur narkoba. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Badan Narkotika Nasional (BNN) menemukan lima kasus makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh anak-anak TK telah dicampur atau terkontaminasi narkoba.

"Dari hasil penemuan dan juga laporan dari masyarakat, anak-anak TK terkontaminasi melalui makanan dan minuman dan ternyata mereka tidak perlu membayar," kata Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso, di Denpasar, Kamis (12/1).

Modusnya, kata dia, ternyata warung-warung di sekitar sekolah TK tersebut dibiayai oleh sindikat jaringan narkoba untuk memberikan campuran pada berbagai makanan dan minuman yang dijual. "Harapannya tentu agar anak-anak itu akan addict (kecanduan), begitu addict maka akan menjadi pangsa pasar berikutnya," ujarnya di sela-sela acara pengukuhan relawan Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) itu.

Menurut Budi Waseso, sengaja anak-anak dijadikan ajang peredaran narkoba oleh sindikat narkoba karena mereka tahu bahwa para pengguna sekarang ini akan pupus untuk beberapa tahun ke depan. Bahkan, di kalangan mereka menggunakan sandi regenerasi pasar. Namun, dia enggan untuk merinci tempat-tempat ditemukan kasus anak TK tersebut agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat.

"Di Bali belum ditemukan, tetapi di beberapa daerah sudah karena ada laporan dan kami dalami," ujarnya. Manurut dia, tidak menutup kemungkinan bisa terjadi di Bali karena hal tersebut merupakan komitmen para sindikat untuk mempertahankan pangsa pasar.

Di sisi lain, Budi Waseso mengatakan, peredaran uang dalam bisnis narkoba di Indonesia sangat besar. Dari beribu-ribu ton narkoba yang beredar, setidaknya dalam satu tahun belanja narkotika mencapai Rp 72 triliun.

Hal itu, menurut dia, jika dirata-ratakan dalam satu jaringan sindikat, uang yang berputar Rp 1 triliun. Namun, berdasarkan penyelidikan terhadap salah satu jaringan, ada yang dalam waktu tiga bulan menghasilkan Rp 1,3 triliun.

Oleh karena itu, Budi Waseso mengajak semua pihak untuk bersatu menyelamatkan generasi muda dari bahaya narkoba. "Jika bisa dilakukan secara menyeluruh di Indonesia maka akan cepat Indonesia terbebas dari penyalahgunaan narkoba," ujarnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement