Rabu 11 Jan 2017 13:07 WIB

Kerugian Akibat Puting Beliung di Sleman Lebih dari Rp 100 Juta

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Winda Destiana Putri
Sejumlah rumah warga rusak tertimpa pohon akibat angin puting beliung, Jumat (6/1).
Foto: Republika/Rizma Riyandi
Sejumlah rumah warga rusak tertimpa pohon akibat angin puting beliung, Jumat (6/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Angin puting beliung yang melanda Kabupaten Sleman dalam beberapa hari ini menimbulkan kerugian yang cukup besar. Hingga saat ini Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Sleman masih mendata total kerugian yang muncul akibat fenomena alam tersebut.

"Sampai saat ini angka yang masuk sudah lebih dari Rp 100 juta," kata Kepala BPBD Sleman, Joko Supriyanto, Rabu (11/1). Meski demikian, belum semua data masuk ke BPBD setempat. Adapun data yang baru diterima oleh BPBD hingga sekarang masih sekitar 20 hingga 30 persen dari total kerusakan.

Menurut Joko, laporan kerugian yang masuk berupa kerusakan bangunan. Antara lain rumah, kandang ternak, hingga bangunan komersial seperti warung. Seluruh bangunan tersebut rusak karena tertimpa pohon tumbang akibat angin puting beliung.

BPBD sendiri telah menyiapkan dana bantuan untuk memperbaiki bangunan-bangunan rusak. Adapun maksimal dana bantuan yang dapat diberikan pada bangunan dengan kerusakan parah sebesar Rp 12 juta. "Tapi itu juga kami berikan berdasarkan verifikasi," kata Joko.

Berdasarkan data BPBD Sleman, selama Januari ini, jumlah pohon tumbang akibat angin puting beliung mencapai 113, dan menyebabkan kerusakan rumah sebanyak 45 unit. Sementara bangunan lain yang mengalami kerusakan meliputi satu unit kandang ternak, satu gudang, dan satu perkantoran.

Selain itu, angin puting beliung juga mengakibatkan kerusakan kendaraan dan korban luka-luka. Adapun kejadiannya berlangsung di 81 titik yang tersebar di lima kecamatan, yakni Gamping, Mlati, Ngaglik, Sleman, dan Seyegan.

Sementara itu, Bupati Sleman mengimbau agar masyarakat tetap waspada selama musim penghujan ini. Ia mengimbau agar masyarakat segera berlindung saat hujan turun. "Terutama kalau cuaca yang awalnya panas tiba-tiba turun hujan secara mendadak. Itu harus waspada," katanya.

Sri melarang masyarakat berlindung di bawah pohon besar saat hujan terjadi. Pasalnya pohon-sering meimpa bangunan. Bahkan baru-baru ini ada ada korban jiwa yang tertimbun reruntuhan bangunan akibat pendopo tempatnya berlindung tertimpa pohon.

"Tolong perhatikan untuk secepatnya memotong ranting-ranting pohon besar yang ada di dekat dengan rumah," papar Sri. Ia juga mengingatkan agar para pedagang menghindari berjualan di bawah pohon beringin. Karena aktivitas di bawah pohon tersebut sangat berisiko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement