REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Bahasa Sunda seharusnya tidak hanya diajarkan di dalam lingkungan sekolah, tapi juga diajarkan di keluarga untuk mempermudah si anak menyerap dan memahaminya. Anjuran ini disampaikan Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Sunda SMA Kota Sukabumi, Yayan Ridwan.
"Bahasa Sunda, tidak hanya mengajarkan bagaimana cara berkomunikasi yang baik dan benar saja, tetapi di dalamnya juga terdapat makna bagaimana bersikap baik kepada usianya lebih tua maupun yang lebih muda," katanya di Sukabumi, Senin (9/1).
Bahasa Sunda saat ini hanya diajarkan sekilas di sekolah, bahkan di tengah era globalisasi ini, ciri khas bahasa warga Jabar ini sudah terkikis oleh bahasa asing dan parahnya lagi banyak anak-anak malu dan tidak bisa bisa berbahasa Sunda dengan baik dan benar.
Ini yang menjadi kekhawatiraan pihaknya, jika tidak dijaga dan dipelihara sejak dini maka tidak menutup kemungkinan bahasa ini akan punah. Maka dari itu, metode pembelajaran Bahasa Sunda ini bisa ditanamkan pada jenjang taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi,
Peran serta orang tua sangat mempengaruhi si anak dan berbahasa setiap harinya dan harus membiasakan berkomunikasi dengan Bahasa Sunda dengan baik dan benar. Karena jika tidak dimulai dari keluarga, maka akan sulit untuk membentuk kebiasaan berbahasa Sunda dalam kehidupan sehari-hari.
Di sisi lain, keberadaan guru mata pelajaran Bahasa Sunda di SMA Negeri dan Swasta saat ini hanya berjumlah 27 orang dengan rincian 11 orang mengajar di SMA negeri dan sisanya di swasta.
"Dengan keterbatasan jumlah guru tersebut, sehingga tidak bisa mengandalkan pembelajaran Bahasa Sunda hanya di sekolah, sehingga keluarga yang mempunyai peran apalagi si anak lebih banyak waktunya bersama orang tua," tambahnya.
Sementara, Ketua MGMP Bahasa Sunda SMP Kota Sukabumi, Irpan Maulana mengatakan kemampuan anak SMP khususnya di Kota Sukabumi dalam menggunakan Bahasa Sunda saat ini hanya sekitar 40 persen karena banyak anak yang kesulitan menguasai bahasa asli warga Jabar tersebut.
Permasalahan tersebut harus ditangani oleh semua pihak, baik guru maupun oleh keluarganya, agar setiap anak lebih berani menggunakan Bahasa Sunda dengan baik dan benar.