REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, mengungkapkan bahwa pendekatan yang akan dipakai untuk memimpin Jakarta bukanlah programatik, melainkan lebih menggunakan pendekatan kepemimpinan berbasis gerakan.
"Tanggal 15 Februari nanti bukan milih program melainkan memilih orang, sehingga gubernur berperan sebagai pemimpin yang mengajak warga berpartisipasi pada pembangunan," ucap Anies saat menghadiri Urun Rembuk Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Selasa (10/1).
Mantan Menteri Pendidikan itu mencontohkan daerah belakang Hotel Grand Sahid, tepatnya daerah Karet Tengsin yang masih banyak ditemukan warga miskin. Jika menjadi Gubernur, dia akan mendatangi gedung-gedung di sekitar Karet Tengsin dan mengajak para pekerja dan petinggi perusahaan untuk turun membantu warga miskin di Karet Tengsin.
"Mereka akan membantu para warga miskin ini dan kehadiran para kelas menengah ini di tengah masyarakat miskin merupakan contoh dari sebuah gerakan," jelasnya.
Bantuan itu bukan hanya berupa barang melainkan kehadiran, seperti membantu mengajar anak-anak di tempat itu. Bahkan, Anies akan mengajak private sector yang akan memberikan mentoring dalam berbagai bidang. Anies mencontohkan misalnya CEO perusahaan yang akan memberikan mentoring kepada kepala sekolah di lingkungan warga miskin.
"Bukan PNS lagi, karena publik sektor ini memiliki kompentensi lebih baik untuk memberikan saran-saran untuk memperbaiki kualitas pendidikan warga Jakarta," katanya.
Mantan ketua komite etik KPK itu berkeyakinan bahwa keikutsertaan kelas menengah akan banyak membantu meningkatkan kondisi sosial ekonomi pada warga miskin. Sehingga keadilan tersaji untuk seluruh warga Jakarta.
"Kelas menengah jika diberikan kesempatan untuk membantu sesama maka mereka akan addict (ketagihan) untuk terus membantu," ucap Anies